Page 15 - MAJALAH 213
P. 15

LAPORAN  UT AMA







            dolar AS, maka keseluruhan tahun                                   tidak sedikit, langsung 30 persen,”
            rata-rata ICP Indonesia masih pada 97                              ujar Politisi Partai Demokrat itu.
            dolar AS,” ujar Menkeu Sri Mulyani.                                   Vera menilai seharusnya
                                                                               anggaran APBN diprioritaskan untuk
            Picu Inflasi                                                       sebesar-besarnya kemakmuran
                                                                               rakyat. Sehingga, APBN perlu menjadi
               Namun, keempat alasan                                           penopang utama dalam memberikan
            tersebut bukan tanpa pro-kontra.                                   bantalan ekonomi ketika baru pulih
            Sebab, data menyebutkan, setiap                                    dari ekonomi. Bukan untuk hal-hal
            kenaikan harga BBM 10 persen akan                                  yang tidak prioritas dan berdampak
            berkontribusi pada inflasi sebesar 1,2                             terhadap perkembangan luas,
            persen. Dengan harga Pertalite yang                                seperti misalnya pembangunan Ibu
            dibanderol Rp10.000 per liter maka                                 Kota Negara (IKN) dan Kereta Cepat
            ada kenaikan 31 persen. Sedangkan                                  Jakarta-Bandung yang mengalami
            Solar yang dibanderol Rp 6.800 per                                 pembengkakan anggaran dari
            liter mengalami kenaikan 31 persen.                                perencanaan awal.
               Dengan kenaikan harga BBM                                          Karena itu, Wakil Ketua Komisi
            tersebut maka akan mendorong                                       XI Amir Uskara menilai keputusan
            inflasi ke angka kurang-lebih                                      pemerintah menaikkan harga BBM
            3,5 persen. Secara year on year,   Kita baru saja pulih,           subsidi tersebut perlu dibarengi
            diprediksi inflasi tahun 2022 akan                                 dengan bauran kebijakan. Bauran
            menyentuh angka 7-9 persen inflasi.   namun sudah ditekan          kebijakan tersebut, bukan saja untuk
            Jika inflasi meningkat, maka akan   kembali dengan                 menambah bantuan langsung tunai
            mempercepat munculnya stagflasi,   kenaikan BBM                    (BLT) kompensasi BBM dan subsidi
            di mana terjadi pertumbuhan                                        upah, pemerintah juga disarankan
            ekonomi yang lemah dan angka                                       menambah dana kompensasi berupa
                                               Vera Febyanthy
            pengangguran yang tinggi.          Anggota  Komisi XI DPR RI. FOTO: MENTARI/NVL  bantuan permodalan kepada pelaku
               Menanggapi hal ini, Komisi XI                                   usaha UMKM yang terdampak.
            DPR RI pun angkat bicara. Anggota                                     “Sebab, sebesar 97 persen
            Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir   Politisi PAN itu memahami anggaran   serapan tenaga kerja ada di UMKM.
            menilai dampak kenaikan tersebut   memang subsidi telah memberatkan   Jadi UMKM perlu mendapat bantuan
            dampak berdampak pada target      APBN. Namun, menaikkan harga BBM   langsung agar masih bisa optimal
            ekonomi yang tidak bisa tercapai dan   bersubsidi justru lebih memberatkan   dalam penyerapan tenaga kerja,”
            rencana belanja maupun penerimaan   lagi bagi kehidupan rakyat miskin.   ujar Amir.
            bisa terkoreksi dengan sendirinya.   Kenaikan BBM ini juga dinilai    Di sisi lain, ia juga memahami
                     Bila ekonomi turun,      akan semakin memberatkan sebab   kenaikan harga BBM jenis Pertalite
                    transaksi perdagangan     masyarakat baru saja pulih secara   dan Pertamax (non-subsidi) secara
                     pasti lesu. Bila         ekonomi dari pandemi. Anggota    bersamaan dengan gap yang
                     perdagangan lesu, itu    Komisi XI DPR RI Vera Febyanthy   masih lebar, memang berisiko tetap
                     bisa mengoreksi target   menegaskan setelah kurang lebih   membuat konsumen Pertamax
                     ekonomi dan tentu        dua tahun masyarakat harus terhimpit   membeli Pertalite. Karena itu, ia
                      asumsi makro APBN       secara mobilitas, kini saatnya mereka   menyarankan pemerintah tetap
                       tidak akan tercapai.   merasakan bisa bekerja kembali   konsisten merencanakan pembatasan
                       “Kalau target-target   secara normal. Namun, adanya     penggunaan Pertalite hanya kepada
                        sudah tidak tercapai,   kenaikan BBM ini akan memukul   kategori miskin dan angkutan umum
                         maka otomatis        kembali tren pemulihan ekonomi   yang memang membutuhkan.
                          rencana belanja dan   yang telah tercapai secara positif   “Tinggal mekanismenya
                          penerimaan negara   pada kuartal II.                 mempermudah akses terhadap orang
                          akan terkoreksi        “Pemerintah harus evaluasi    miskin dan validasi datanya disiapkan.
                          atau tidak tercapai,”   kebijakan ini. Kita baru saja pulih,   Sehingga pembatasanlah yang efektif
                           ujarnya.           namun sudah ditekan kembali      mencegah peralihan konsumen non-
                              Meskipun        dengan kenaikan BBM ini. Pemerintah   subsidi ke BBM jenis subsidi,” tutup
                            demikian,         harusnya sensitif, apalagi naiknya   Politisi PPP tersebut. l rdn/es



                                                                          TH. 2022      EDISI 213      PARLEMENTARIA        15
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20