Page 17 - MAJALAH 115
P. 17

Politik anggaran merupakan fundamental fiskal yang akan menentukan ke mana
            arah kebijakan ekonomi dijalankan. politik anggaran/fiskal merupakan cermin
            dari mandat konstitusi dan kepentingan rakyat yang harus disuarakan oleh DPR.
            Sayangnya, sampai hari ini aspek itu nyaris diabaikan sehingga politik anggaran
            tidak memantulkan cahaya yang terkandung dalam konstitusi. Arah APBN praktis
            hanya ditentukan oleh pemerintah, sehingga ruh APBN menjadi hilang. Pasal-pasal
            ekonomi yang terkait dengan kesejahteraan dan keadilan terpinggirkan karena
            didesak oleh kepentingan sempit dan jangka pendek. Akibatnya, fungsi APBN
            sebagai pengungkit kesejahteraan dan keadilan masyarakat menjadi sirna.

            terkandung dalam konstitusi. Arah  Pengurangan kewenangan itu bisa  absen. Implikasinya, potensi korupsi
            APBN praktis hanya ditentukan oleh  dimanfaatkan untuk memperteguh  menjadi kecil sehingga kepercaya-
            pemerintah, sehingga ruh APBN  fungsi Badan Aggaran sebagai in-     an publik menjadi pulih, ditambah
            menjadi hilang. Pasal-pasal ekonomi  stitusi “budget policy” (politik fis-  pemerintah akan bekerja sungguh-
            yang terkait dengan kesejahteraan  kal). Pada titik ini, Badan Anggaran  sungguh untuk menjalankan pro-
            dan keadilan terpinggirkan karena  DPR akan fokus kepada perjuangan  gramnya.  Kedua, program akan
            didesak oleh kepentingan sem-     politik anggaran sehingga arah dan  lebih efektif berjalan sesuai dengan
            pit dan jangka pendek. Akibatnya,  peran APBN sesuai dengan amanat  kebutuhan karena disusun secara
            fungsi APBN sebagai pengungkit ke-  konstitusi dan suara rakyat. Pemba-  teknokratis oleh pemerintah. Fungsi
            sejahteraan dan keadilan masyara-  hasan yang bersifat teknokratis lebih  pengawasan DPR juga akan berjalan
            kat menjadi sirna.                baik diurus oleh pemerintah (bud­  dengan baik, karena tiap keberhasi-
                                              get allocation), asalkan setiap pro-  lan/kegagalan program sepenuhnya
              Secara umum, politik anggaran  gram yang diambil bertujuan untuk  merupakan tanggung jawab peme-
            yang harus diperjuangkan oleh DPR  menjalankan politik anggaran yang  rintah karena mereka yang menjadi
            itu bermuara pada lima hal. Pertama,                                penyusunnya.
            APBN mesti diartikan sebagai instru-
            men ideologis yang keberadaannya                                      Model inilah yang menurut saya
            dapat mendekatkan kepada cita-cita                                  akan membuat APBN menjadi lebih
            konstitusi dan dasar negara. Kedua,                                 bertenaga dalam mewujudkan ke-
            anggaran harus dipastikan didesain                                  sejahteraan ekonomi dan keadilan
            dengan bertumpu kepada optimal-                                     sosial bagi masyarakat. DPR fokus
            isasi pendapatan/penerimaan dan                                     mendesain politik anggaran ber-
            efisiensi belanja. Tidak diperkenan-                                dasarkan nilai-nilai yang terkan dung
            kan APBN dibangun di atas praktik                                   dalam konstitusi. Pada posisi ini,
            kebocoran penerimaan dan pembo-                                     fungsi Badan Anggaran lebih banyak
            rosan pengeluaran, seperti praktik                                  sebagai “authoritative allocation of
            yang terjadi selama ini. Ketiga, spirit                             values” sehingga kepen tingan rak-
            keadilan (sosial dan ekonomi) harus                                 yat bisa dilindungi. Sementara itu,
            terpancar jelas dalam kebijakan dan  telah dibahas oleh Badan Anggaran.  pemerintah konsentrasi menyusun
            program APBN. Fungsi redistribusi  Jika program-program yang disusun  program yang sepenuhnya dapat
            APBN sama pentingnya dengan  tidak sesuai dengan politik angga-     dipertanggungjawabkan secara
            fungsi stabilisasi dan alokasi. Keem­  ran, maka Badan Anggaran tinggal  teknokratis. Indikator efisiensi dan
            pat, kebijakan dan program APBN  memerintahkan komisi-komisi di  efektivitas akan dipakai oleh DPR
            harus mencerminkan prioritas pe-  DPR untuk melakukan koordinasi dan  untuk menjalankan fungsi penga-
            nyelesaian masalah yang dihadapi.  sinkronisasi dengan pemerintah.  wasan. Jika praktik ini benar-benar
            Kelima, seluruh UU yang menjadi                                     dilakukan berdasarkan aturan main
            panduan dalam alokasi APBN harus    Dengan dasar ini, Badan Anggaran  yang disepakati, maka rakyat akan
            dipenuhi, misalnya alokasi anggaran  akan terhindar dari dua hal yang se-  percaya sepenuhnya terhadap lem-
            pendidikan dan kesehatan.         lama ini selalu dituduhkan kepadan-  baga negara, baik pemerintah mau-
                                              ya. Pertama, Badan Anggaran hanya  pun DPR, karena kepentingannya
              Alokasi Nilai                   menjadi tempat negosiasi program  disantuni dengan baik.
                                              atau proyek sehingga praktik korup-
              Keputusan Mahkamah Konsitusi  si menjadi marak. Dengan fokus ke-    Oleh: Ahmad Erani Yustika, Guru
            (MK) yang mengurangi kewenang-    pada politik anggaran, maka Badan   Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis ­
            an Badan Anggaran DPR, dalam be-  Anggaran tidak terlibat dalam pem-  Universitas Brawijaya; Direktur Ekse­
            berapa aspek –menurut saya- justru  bahasan program, sehingga ruang   kutif Indef. Foto: Republika Foto: Andry/
            harus disambut dengan gembira.  negosiasi program/proyek menjadi    Parle/Hr.


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 115 TH. XLIV, 2014  17
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22