Page 5 - MAJALAH 90
P. 5

PESAN  PIMPINAN





           1998,  kita  menegaskan  kembali  pa-  (BPKP), juga meyimpulkan bahwa as-  kan  dalam  berbagai  bentuk,  seperti
           ham demokrasi, baik sebagai sistem,   pek-aspek pendorong korupsi di Indo-  kolusi atau  nepotisme. Permasalahan-
           budaya,  ataupun  perilaku  demokra-  nesia adalah pertama, aspek perilaku   nya adalah, apakah semakin demokra-
           tis. Hanya saja, proses ber-demokrasi   individu,  yaitu  faktor-faktor  internal   tis  bangsa  kita,  perilaku  korupsi  kita
           kita, belum sesuai harapan. Di “alam   yang mendorong seseorang melaku-  juga  akan  makin  surut?.  Artinya,  jika
           demokrasi” kita sekarang ini, kita jus-  kan korupsi seperti adanya sifat rakus,   kita membahas sistem pemerintahan,
           tru mendapati bahwa perilaku korup-  moral yang kurang kuat menghadapi   akankah  perilaku  korupsi  para  pe-
           si, kolusi dan nepotisme (kkn), belum   godaan, penghasilan yang tidak men-  mimpin kita berkorelasi dengan sistem
           surut.  Sebagaimana  kekuasaan  yang   cukupi  kebutuhan  hidup  yang  wajar,   demokrasi yang kita terapkan? Jawa-
           ingin didapatkan oleh banyak orang,   kebutuhan  hidup  yang  mendesak,   bannya tentu tidak didapatkan hanya
           korupsi  juga  dilakukan  oleh  banyak   gaya hidup konsumtif, malas atau ti-  dalam  sebuah  himbauan  atau  ajakan
           orang.                            dak  mau  bekerja  keras,  serta  tidak   semata.  Namun  memerlukan  upaya
             Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang   diamalkannya  ajaran-ajaran  agama   yang  kuat  dengan  niat  baik  (political
           dilakukan oleh Transparency Interna-  secara benar. Kedua, aspek organisasi,   will) untuk memahami demokrasi se-
           tional, pada tahun 2010 survei  yang   yaitu kurang adanya keteladanan dari   cara benar, dan menolak segala ben-
           mencakup  178  negara,  Indonesia   pimpinan, kultur organisasi yang tidak   tuk korupsi.
           berada  pada  peringkat  110  dengan   benar, sistem akuntabilitas yang tidak   Mensiasati  sebuah  sistem  de-
           nilai indeks 2,8. Tahun 2011 pada pe-  memadai, kelemahan sistem pengen-  mokrasi yang kita praktekkan selama
           ringkat 100 dari 182 negara, dengan   dalian  manajemen,  manajemen  cen-  ini,  seringkali  diartikan  sebagai  “cara
                        3
           nilai  index    3,0.     Sementara,  Indeks   derung  menutupi  perbuatan  korupsi   untuk  memperoleh  kekuasaan”.  Dan
           Demokrasi  Indonesia  (IDI)  yang  di-  yang terjadi dalam organisasi.  kekuasaan  dipandang  sebagai  se-
           lakukan  oleh  Bappenas  pada  tahun   Ketiga,  aspek  masyarakat,  yaitu   buah    tujuan,  bukan  sebagai  amanat
           2009,  menunjukkan  bahwa  tingkat   berkaitan  dengan  lingkungan  ma-  dari rakyat (atau  demos). Para “pelaku
           demokrasi  kita  sebenarnya  juga  ma-  syarakat di mana individu dan organi-  demokrasi” secara dangkal mengarti-
                          4
           sih lemah, 63,30%.   Puskapol UI men-  sasi tersebut berada, seperti nilai-nilai   kan bahwa tujuan  demokrasi adalah
           survei bahwa Indeks Demokrasi Indo-  yang berlaku yang kondusif untuk ter-  kekuasaan itu sendiri, bukan keadilan
           nesia hanya berada pada kisaran 4,99   jadinya korupsi, kurangnya kesadaran   dan  kesejahteraan  rakyat,  sehingga
           dari skala 0-10.  5               bahwa yang paling dirugikan dari ter-  yang nampak adalah korupsi ada, aki-
             Ada  beberapa  faktor  penyebab   jadinya praktik korupsi adalah masyara-  bat  demokrasi.  Seorang  bangsawan
           korupsi,  antara  lain  yaitu  lemahnya   kat dan mereka sendiri terlibat dalam   Inggris  Abad  ke-19  Lord  Acton  me-
           penegakan hukum, mentalitas apara-  praktik korupsi, serta pencegahan dan   ngatakan:    “power  tends  to  corrupt;
           tur  negara,  rendahnya  kesadaran   pemberantasan  korupsi  hanya  akan   absolute  power  tends  to  corrupt  ab-
           masyarakat,  dan  tidak  adanya  po-  berhasil bila masyarakat ikut berperan   solutely”. Kekuasaan memiliki korelasi
           litical will yang kuat dari Pemerintah,   aktif. Selain itu adanya penyalahartian   positif  dengan  perilaku  korupsi.  Ko-
           politisi  maupun  pelaku  bisnis  untuk   pengertian  pengertian  dalam  budaya   rupsi  biasanya  dilakukan  oleh  orang
           membangun Indonesia tanpa korupsi.   bangsa  Indonesia.  Dan  keempat,  as-  yang memiliki kuasa, sedangkan cara
           Tingginya kasus korupsi di negeri ini   pek  peraturan  perundang-undangan,   berkuasa bisa dilakukan dalam sistem
           diantaranya juga disebabkan oleh be-  yaitu  terbitnya  peraturan  perundang   politik apapun, baik sistem demokra-
           berapa  hal  seperti:  kurang  ketelada-  undanganyang  bersifat  monopolistik   si,  komunis,  monarkhi,  atau  bahkan
           nan dan kepemimpinan elite bangsa;   yang  hanya  menguntungkan  kerabat   teokrasi  yang  berdasarkan  pada  hu-
           lemahnya  komitmen  dan  konsistensi   dan atau kroni penguasa negara, kua-  kum agama.
           penegakan  hukum  dan  peraturan   litas  peraturan  perundang-undangan   Dengan  demikian,  praktek  korup-
           perundangan;  rendahnya  integritas   yang kurang memadai, judicial review   si  sebenarnya  dapat  dilakukan  oleh
           dan  profesionalisme,  belum  mapan-  yang kurang efektif, penjatuhan sanksi   siapapun,  dalam  sistem  dan  paham
           nya mekanisme pengawasan internal   yang terlalu ringan, penerapan sanksi   apapun termasuk didalam sistem de-
           di semua lembaga perbankan, keua-  tidak konsisten dan pandang bulu, ser-  mokrasi. Yang pasti korupsi itu sangat
           ngan,  dan  birokrasi;  kondisi  lingku-  ta lemahnya bidang evaluasi dan revisi   erat  korelasinya  dengan  kekuasaan,
           ngan kerja, tugas jabatan, dan lingku-  peraturan perundang-undangan.  baik  sebelum  memiliki  kekuasaan
           ngan masyarakat; maupun lemahnya                                    ataupun saat berkuasa. Dari keseluru-
           keimanan, kejujuran, rasa malu, moral  Penutup                      han faktor penyebab lahirnya korupsi
           dan etika. Hasil penelitian Badan Pe-  Perilaku  atau  mental  korup,  se-  di atas, kita tidak menemukan bahwa
           ngawas Keuangan dan Pembangunan   benarnya bisa  dimiliki oleh siapapun,   “budaya demokrasi” merupakan faktor
           3Transparency International diakses pada  7 November 2006.
           (sumber: wikipedia.co.id)         mulai  dari  rakyat  kecil  sampai  para   penyebab  lahirnya  mental  pemimpin
            www.bappenas.go.id               pemimpin.  Korupsi  juga  bisa  dilaku-  yang korup.*
           5www.demosindonesia.org




                                                                                                                                                                                                     | PARLEMENTARIA  |  Edisi 90 TH. XLII, 2012 |
                                                                                                                                                                                                               ARIA |
                                                                                                                                                                                                                          TH. XLII, 2012 |
           | PARLEMENTARIA |  Edisi 90 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA |  Edisi 90 TH. XLII, 2012 |
                                                                                                                                                                                                     |
                                                                                                                                                                                                      ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                                    Edisi 90
                                                                                                                                                                                                     P
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10