Page 35 - MAJALAH 69
P. 35

LEGISLASI


            Reformasi Pelayanan Publik :

            Agenda Reformasi yang Belum Usai





            Reformasi pelayanan publik merupakan salah satu agenda           kondisi kepegawaian dan kebijakan
            reformasi yang digulirkan namun selalu tertinggal                gaji secara tertulis memang kelihatan
                                                                             transparan namun terdapat banyak
            dibandingkan reformasi di bidang lainnya yaitu reformasi
                                                                             celah dalam sistem penerimaan
            bidang hukum, politik, seperti Undang-undang Pemilihan           kepegawaian. Bahkan kita tahu untuk
            Umum yang baru, Undang-undang Desentralisasi, Undang-            diterima menjadi PNS dapat
            undang Independensi Hukum, serta Undang-undang Anti              menyogok dan memperoleh promosi
            Korupsi dan Komisi Pemberantasan Korupsi.                        jabatan.
                                                                               Sistem penggajian kita saat ini,
                                                                             belum memiliki tolak ukur yang jelas
                      eformasi    dibidang     Memburuknya sistem pelayanan  dari sisi kinerja. Bahkan tidak terdapat
                      hukum sedikit demi    publik menyebabkan rendahnya iklim  hukuman atas korupsi dan mutu
                      sedikit       sudah   investasi, kesehatan maupun      sebagian kinerja yang rendah sehingga
            R memperoleh kemajuan           pendidikan, bahkan ketidakpastian  menjadi PNS selalu menjadi pilihan
            berarti minimal memberikan shock  hukum seperti pengadilan yang  menarik sebagian besar masyarakat
            terapy bagi aparat penyelenggara
            pemerintahan    agar   tidak
            melakukan tindakan korupsi dan
            memberikan pijakan bagi
            pemberantasan korupsi di
            Indonesia yang merajalela.
               Meskipun    perundangan
            pelayanan publik yang baru UU
            43/99 dan desentralisasi lebih dari
            dua pertiga pegawai negeri tingkat
            pusat ke tingkat daerah telah
            dijalankan namun struktur dan
            nilai yang dianut sebagian besar
            masih tidak berubah. Seperti kita
            ketahui sistem dan filsafat
            terhadap pelayanan publik di
            Indonesia tidak hanya ketinggalan
            jaman tetapi juga menghasilkan
            kinerja dibawah standar dalam
            masyarakat yang semakin dinamis
            di jaman globalisasi ini.
               Negara    dituntut   untuk   berlarut-larut, praktek KKN      Indonesia.
            meningkatkan pelayanannya kepada  membuat para investor berpaling.  Berita-berita di media tentang
            masyarakat jika pertumbuhan dan  Pegawai pemerintah memiliki sedikit  maraknya pegawai negeri yang
            kesejahteraan    tetap   terus  insentif untuk memperbaiki       menerima suap menyebabkan
            dipertahankan dalam lingkungan  pelayanan ditambah dengan        masyarakat meminta reformasi
            global saat ini.  Seperti kita tahu,  pelayanan yang berbelit-belit dan  pelayanan publik yang jauh lebih
            Indonesia ketinggalan dibandingkan  ketinggalan  jaman  semakin  dalam lagi. Namun sejauh ini hanya
            Negara Asia Tenggara lainnya seperti  menambah ketidakpuasan masyarakat  sedikit indikasi bahwa reformasi yang
            Filipina, Malaysia, Thailand dalam  berurusan dengan aparat birokrasi.  diinginkan ini menjadi prioritas.
            penyelenggaraan pemerintahan       Wacana kecilnya gaji PNS sebagai
            dimana penilaiannya mencakup    bagian reformasi pelayanan publik
            beberapa aspek seperti kualitas  selalu didengung-dengungkan oleh
            birokrasi, korupsi dan kondisi sosial  sebagian besar orang, jika dilihat
            ekonomi.

                                                                             PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 69  35
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40