Page 64 - MAJALAH 69
P. 64

KUNJUNGAN KERJA

            Rumah Sakit Tidak Boleh Tolak




            Pasien Miskin






            Pelayanan rumah sakit terhadap masyarakat miskin masih menjadi sorotan Kunjungan Kerja
            (Kunker) Komisi IX DPR ke Provinsi Bali. Kunker yang dipimpin Ketua Komisi IX Ribka Tjiptaning (F-
            PDIP) dan delapan belas orang anggota yaitu Serta Ginting (F-PG), Maryamah Nugraha Besoes (F-
            PG), Faridah Effendy (F-PG), Tisnawati Karna (F-PG), Mariani Akib Baramuli (F-PG), Taufan
            Tampubolon (F-PDIP), Elva Hartati (F-PDIP), Rudianto Tjen (F-PDIP), Machfudhoh Aly Ubaid (F-PPP),
            Jumaini Andriana (F-PD), Anita Yacoba Gah (F-PD), Rustam Effendi (F-PAN), Fanshurullah Asa (F-
            PAN), Anisah Mahfudz (F-PKB), Muhyiddin Arubusman (F-PKB), Arsa Suthisna (F-PKB), Anshory
            Siregar (F-PKS) dan Arisman Zagoto (F-PDS) berlangsung dari tanggal 2-6 November 2008.



                     idak boleh ada satu orang  terdaftar sebagai masyarakat miskin,  “Undang-Undang Rumah Sakit
                     pun ditolak di rumah   harus tetap diterima dan tidak boleh  rohnya tidak boleh ada penolakan
                     sakit,” tegas Ketua Tim  ditolak. Rakyat harus tetap menjadi  terhadap pasien,” katanya.
            TRibka Tjiptaning  saat         prioritas,” tegas Ribka Tjiptaning.  Jumaini menambahkan, rumah
            melakukan pertemuan dengan         Hal senada diungkap Jumaini   sakit yang mendapat dana dari
            Direktur Utama Rumah Sakit Umum  Andriana (F-PD) yang menegaskan  pemerintah pusat dan daerah harus
            Pusat (RSUP) Sanglah IGusti     bahwa rumah sakit dilarang menolak  lebih mengutamakan pelayanan
            Lanang M Rudiarta, Senin
            (3/11).
               Dalam pertemuan itu,
            Ribka menjelaskan bila
            sampai terjadi penolakan
            terhadap pasien miskin maka
            perjuangan yang dilakukan
            Komisi IX dan pemerintah
            dinilainya gagal.  “Kalau
            sampai ada yang ditolak
            berarti kita semua gagal,”
            katanya.
               Pendataan rumah tangga
            miskin sendiri merupakan
            tugas pemerintah daerah
            setempat yang kemudian
            tersimpan dalam data base.
            Namun demikian, menurut
            Ketua Tim Kunker, data base
            tidak dapat dijadikan patokan
            terhadap keadaan ekonomi
            suatu rumah tangga.
               “Saat di data, rumah
            tangga tersebut masih
            mampu, namun belum tentu di     pasien. Ia menjelaskan saat ini Komisi  masyarakat terutama yang tergolong
            kemudian hari,” jelasnya.       IX tengah membahas Rancangan     miskin.
               Ia menegaskan meskipun tidak  Undang-Undang Rumah Sakit         “Saya minta supaya pelayanan
            terdaftar dalam data base masyarakat  dimana salah satu hal pentingnya  kelas III ditingkatkan,” tegasnya.
            miskin,  rumah sakit tudak boleh  dalam RUU tersebut adalah rumah  Sementara itu Dirut RSUP
            menolak pasien. “Walaupun tidak  sakit tidak boleh menolak pasien.  Sanglah dalam pertemuan itu

            64      PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 69
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69