Page 39 - Stabilitas Edisi 201 Tahun 2023
P. 39
toritas tampaknya
memegang prinsip
memadamkan api
Osebelum ia membesar.
Maraknya praktik pinjaman online
yang menawarkan kemudahan namun
dengan bunga mencekik memang telah
mengusik publik. Hal itu tentu tidak
boleh dibiarkan berkembang tanpa
aturan.
Seiring dibentuknya direktorat baru
dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
regulator telah menyiapkan aturan baru
untuk membatasi tingkat bunga dalam
industri peer to peer (P2P) lending ini.
Bahkan aturan tersebut memberi harapan
bahwa tingkat bunga yang berlaku bisa
lebih rendah dari yang diberlakukan
perusahaan fintech lending saat ini.
“Maksimum manfaat ekonomi
atau bunga pengaturan tersebut akan
memberikan batasan yang lebih rendah Sudah diatur dalam melakukan
dengan tetap memperhatikan para
pihak yang terkait, yaitu pemberi dana penagihan baik yang dilakukan langsung
[lender], penerima dana [borrower], dan oleh penyelenggara maupun pihak
penyelenggara fintech P2P lending,” kata lain yang ditunjuk, harus memastikan
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga
Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, tenaga penagihan harus mematuhi etika
Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga penagihan.
Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman.
Pengenaan bunga pada pinjaman
online saat ini adalah hasil kesepakatan Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan,
dari asosiasi industri tersebut yang PMV, LKM OJK
ditetapkan sebesar 0,4 persen per hari
atau 12 persen per bulan. OJK telah
merevisinya dan memberlakukan aturan bertujuan untuk mendorong UMKM agar nilai pendanaan yang tercantum dalam
baru yang akan berlaku mulai 1 Januari lebih produktif lagi dalam memperoleh perjanjian pendanaan.
2024 yang menetapkan tingkat bunga pendanaan. “Mengapa yang produktif Denda keterlambatan untuk
untuk pendanaan konsumtif mencapai jauh lebih rendah, ini memang untuk pendanaan konsumtif, mulai 2024,
0,3 persen per hari. Kemudian pada mendorong kegiatan produktif. Karena ditetapkan maksimum 0,3 persen per
2025 angkanya ditetapkan sebesar 0,2 selama ini UMKM kita, kegiatan hari, selanjutnya tahun 2025 menjadi
persen per hari, setahun berikutnya produktif, salah satu yang menjadi 0,2 persen per hari, lalu tahun 2026 dan
menjadi dan 0,1 persen per hari. kendala bagi mereka adalah mahalnya seterusnya menjadi 0,1 persen per hari.
Sedangkan untuk pendanaan pendanaan ini,” tutur Agusman. Sementara untuk denda
produktif pada tahun 2024-2025 bunga keterlambatan pada pendanaan produktif
pinjamannya menjadi 0,1 persen Denda Keterlambatan sebesar 0,1 persen per hari untuk tahun
per hari. Kemudian tahun 2026 dan Terkait denda keterlambatan, OJK 2024-2025, selanjutnya pada tahun 2026
seterusnya akan menjadi lebih kecil juga berpihak kepada konsumen. dan seterusnya akan dikenakan denda
yakni 0,067 persen per hari. Berdasarkan regulasi baru itu, sebesar 0,067 persen per hari.
Menurut Agusman, batasan tingkat seluruh manfaat ekonomi dan denda Agusman menuturkan, penagihan
suku bunga produktif yang ditetapkan keterlambatan yang dapat dikenakan dana dari penyelenggara industri
lebih rendah dibandingkan konsumtif tidak dapat melebihi 100 persen dari pinjaman online terhadap debitur yang
www.stabilitas.id Edisi 201 / 2023 / Th.XVIII 39