Page 49 - Stabilitas Edisi 214 Tahun 2025
P. 49
ini Tugu Insurance sedang dalam
tahap finalisasi untuk spin-off UUS
yang dimiliki. “Kami sangat berharap
peluncuran dari perusahaan baru hasil
spin-off UUS bisa segera kami lakukan
dan mudah-mudahan tidak ada halangan
yang menyertai,” kata Tatang, Maret lalu.
Belajar dari proses yang ada, Tatang
mengungkapkan, ada hal penting dari
spin-off UUS yakni pengembangan
produk syariah usai spin-off. Muncul
pertanyaan mengenai kebolehan
membawa produk yang sudah ada di
UUS ke perusahaan asuransi baru atau
bagaimana perusahaan asuransi yang
baru usai spin-off bisa mengembangkan
produk asuransi baru.
Selain itu, Tatang menambahkan,
ada juga beberapa fokus yang perlu
dilakukan dalam rangka pengembangan
produk usai spin-off. Pertama, persiapan
SDM dan organisasi. Kedua, analisis Industri asuransi akan menjajaki
market tentang apakah market-nya sama
atau berbeda dengan kondisi sebelum milestone baru ketika para pelaku
spin-off. bersiap untuk menghadirkan produk dan
Ketiga, inovasi produk apakah layanan khas untuk menjawab tantangan.
membuat produk-produk yang khas
atau unik terkait produk asuransi syariah Semua itu akan dimulai segera setelah
atau seperti apa. Keempat, perlu ada gelombang spin off yang diwajibkan oleh
penyesuaian dari aspek marketing dan
promotion. Kelima, product lifecycle. otoritas, dimulai.
“Sehingga memang relevan dengan
kebutuhan konsumen,” tuturnya. Vivin Arbianti,
Ogi Prastomiyono menyebutkan Chief Customer Marketing Officer Prudential Syariah
arah kebijakan dan pengaturan
bidang Perasuransian, Dana Pensiun,
dan Penjaminan (PPDP) pada 2025 Keuangan Asuransi dan SEOJK Rp34,76 triliun, atau turun 4,10 persen
akan tetap konsisten dengan fokus mengenai Asuransi Kesehatan. “Kami yoy, terdiri dari premi asuransi jiwa
pada dua kebijakan yang dijalankan mengharapkan peran serta dari seluruh yang tumbuh sebesar 10,39 persen yoy
secara simultan. Pertama, kebijakan industri untuk dapat berkontribusi dalam dengan nilai sebesar Rp19,14 triliun,
untuk menyelesaikan current issues proses penyusunan regulasi ini,” kata dan premi asuransi umum dan reasuransi
melalui penyelesaian permasalahan Ogi. terkontraksi 17,40 persen yoy dengan
secara objektif dan tegas dengan tetap Mengutip data OJK, aset industri nilai sebesar Rp15,62 triliun.
memperhatikan perlindungan konsumen. asuransi di Januari 2025 mencapai Secara umum, permodalan industri
Kedua, kebijakan untuk membangun Rp1.146,47 triliun atau naik 2,14 asuransi komersial masih menunjukkan
sektor PPDP melalui fokus penguatan di persen yoy dari posisi yang sama di kondisi yang solid, dengan industri
tiga tingkat, yaitu penguatan di industri, tahun sebelumnya, yaitu Rp1.122,43 asuransi jiwa serta asuransi umum dan
asosiasi/profesi, dan regulator. triliun. Dari sisi asuransi komersil, total reasuransi secara agregat mencatatkan
Pada 2025, OJK berencana aset mencapai Rp925,91 triliun atau Risk Based Capital (RBC) masing-masing
menyusun sebanyak tujuh POJK dan naik 2,53 persen yoy. Adapun kinerja sebesar 448,18 persen dan 317,77
sembilan SEOJK di bidang PPDP, di asuransi komersil berupa pendapatan persen (di atas threshold sebesar 120
antaranya POJK mengenai Kesehatan premi pada periode Januari 2025 sebesar persen).*
www.stabilitas.id Edisi 214 / 2025 / Th.XX 49