Page 35 - Stabilitas Edisi 218 Tahun 2025
P. 35

umum di kuartal ketiga 2025 hingga
          akhir tahun. Adapun korporasi yang
          mengalami hal tersebut mencakup
          perusahaan Badan Usaha Milik Negara
          (BUMN) dan perusahaan swasta. Kondisi
          tersebut terjadi akibat perekonomian
          yang tidak menentu dan memaksa
          korporasi berhemat pengeluaran.
            Salah satu yang biasa dikorbankan
          dari langkah efisiensi itu adalah belanja
          asuransi. Secara keseluruhan belanja
          asuransi yang diefisiensikan oleh para
          korporasi terbilang hampir sama dan
          biasanya mencakup asuransi properti,
          asuransi kesehatan, hingga asuransi
          kendaraan.
            Kondisi kian diperparah saat
          Budi membeberkan bahwa kebijakan
          pemerintah yang dikeluarkan untuk
          menyentuh industri riil dan sektor
          jasa keuangan masih belum terlihat
          dampaknya. Situasi semacam itu yang          Perusahaan dinilai bakal lebih selektif
          membuat pihaknya memperkirakan
          industri asuransi bisa tumbuh pada tahun     dan berhati-hati dalam menentukan jenis
          ini seperti tahun lalu sudah terbilang       risiko yang diasuransikan, dalam artian
          baik.                                        memperkecil ruang lingkup, menyesuaikan
            Kendati demikian, Budi menjelaskan,
          efisiensi yang dimaksudkan bukan berarti     nilai pertanggungan, hingga cakupan risiko
          korporasi di Tanah Air mengabaikan           dikurangi agar yang dibayarkan bisa lebih
          perlindungan terhadap aset dan
          operasional mereka. Hanya saja,              ringan.
          perusahaan dinilai bakal lebih selektif
          dan berhati-hati dalam menentukan
          jenis risiko yang diasuransikan, dalam       Budi Herawan, Ketua Umum AAUI
          artian memperkecil ruang lingkup,
          menyesuaikan nilai pertanggungan,
          hingga cakupan risiko dikurangi agar   Trinita Situmeang mengungkapkan   Rp3,88 triliun, dan asuransi motor
          premi yang dibayarkan bisa lebih ringan.   pertumbuhan premi asuransi tersebut   sebesar Rp3,5 triliun.
            Inilah yang dinilai asosiasi akan   ditopang oleh tiga lini bisnis yang   Namun di sisi lain, lini bisnis asuransi
          menimbulkan tantangan tersendiri bagi   terpantau kompak mengalami   jiwa juga mengalami dampak yang
          industri asuransi, mengingat permintaan   penguatan. Ketiga lini bisnis yang   sama meski tidak sebesar di lini asuransi
          akan proteksi tetap ada tapi harus   dimaksudkan yakni asuransi properti,   umum. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia
          menghadapi kenyataan bahwa bakal ada   asuransi kesehatan, dan asuransi   (AAJI) mengungkapkan pada semester
          penurunan premi.                  rekayasa (engineering).            pertama total pendapatan industri naik
            AAUI melaporkan perolehan premi    Sedangkan klaim asuransi tercatat   3,6 persen menjadi Rp109,00 triliun,
          industri asuransi umum mencapai   sebesar Rp21,6 triliun di semester I/2025   ditopang oleh pertumbuhan premi
          Rp58,5 triliun di semester pertama tahun   atau tumbuh 1,4 persen dibandingkan   lanjutan dan hasil investasi. Pendapatan
          ini atau mengalami kenaikan 5,8 persen   dengan semester I/2024 yang tercatat   premi lanjutan naik 6,1 persen menjadi
          dibandingkan dengan periode yang   sebesar Rp20,8 triliun. Jika dirinci, klaim   Rp39,66 triliun dan jumlah tertanggung
          sama tahun sebelumnya yang sebesar   asuransi kredit sebesar Rp6,9 triliun,   meningkat 8,8 persen menjadi 123,70
          Rp55,2 triliun. Wakil Ketua Umum   klaim asuransi properti sebesar Rp3,29   juta jiwa dibandingkan dengan semester
          untuk Bidang Statistik dan Riset AAUI   triliun, klaim asuransi kesehatan sebesar   pertama   2024.


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 218 / 2025 / Th.XXI 35
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40