Page 43 - Stabilitas Edisi 218 Tahun 2025
P. 43

ehadiran pelaku keuangan
                 berbasis teknologi harus
                 diakui telah menjadi simbol
          Kinklusi keuangan dan menjadi
          jembatan digital yang menghubungkan
          jutaan masyarakat yang belum memiliki
          rekening bank dengan kredit formal.
          Namun, di balik perkembangan yang
          terjadi belakangan ini, muncul kenyataan
          yang kurang menyenangkan.
            Beberapa waktu lalu, Komisi
          Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
          mengeluarkan laporan dan tengah
          menyelidiki dugaan perilaku kartel di
          antara para pemberi pinjaman daring.
          Komisi anti monopoli itu menengarai
          beberapa penyedia kredit digital
          berkolusi untuk menetapkan batas suku
          bunga—sebuah langkah yang dapat
          melemahkan persaingan dan membuat
          peminjam terjebak dalam siklus utang
          berbiaya tinggi.                             Tujuannya bagus, untuk melindungi
            Praktik bisnis layanan Financial
          Technology di Indonesia sangat pesat.        konsumen dan masyarakat dari adanya
          Selama lima tahun terakhir, lebih dari       suku bunga pinjol ilegal pada saat itu yang
          150 pemberi pinjaman peer-to-peer            luar biasa tinggi. Fakta menunjukkan ruang
          (P2P) berlisensi telah bermunculan,
          didorong oleh modal ventura yang besar       kompetisi sesuai mekanisme pasar tetap
          dan populasi yang menginginkan kredit        terbuka.
          cepat dan lancar.
            Menurut temuan awal komisi
          anti monopoli, sejumlah perusahaan           Tirta Segara, Anggota Dewan Pengarah IFSoc
          fintech terkemuka kemungkinan telah
          menyepakati secara informal suku bunga
          pinjaman maksimum, yang secara efektif
          menciptakan sebuah kesepakatan tidak
          tertulis yang membatasi persaingan   diperhitungkan.                 dijelaskan dalam surat OJK kepada AFPI
          harga. Menurut para pelaku industri,   Anggota Dewan Pengarah IFSoc   pada 16 Mei 2025.
          tindakan itu adalah sebuah upaya   Tirta Segara menegaskan penetapan    Menurutnya hal itu mempunyai
          kolektif untuk mencegah pinjaman   batas suku bunga yang dilakukan pelaku   tujuan melindungi konsumen dan
          predator dan melindungi konsumen.   industri bukanlah praktik kartel. Menurut   masyarakat dari suku bunga pinjol ilegal
          Namun, para regulator kini khawatir   Komisioner OJK pad 2017-2022 itu,   pada saat itu yang luar biasa tinggi. Tirta
          bahwa koordinasi semacam itu      kalau dilihat ke belakang, saat itu OJK   menambahkan penting dipahami yang
          melampaui batas, dari sekadar kerja   memberi arahan kepada AFPI untuk   ditetapkan adalah batas atas, bukan
          sama menjadi kolusi.              menata perilaku pasar lewat code of   penyeragaman harga ataupun penetapan
            Pelaku industri tentu menolak disebut   conduct.                   batas bawah.
          demikian. Indonesia Fintech Society   Langkah ini menjadi pijakan awal   “Tujuannya bagus, untuk
          (IFSoc) berpandangan masalah ini perlu   bagi diterbitkannya ketentuan batas   melindungi konsumen dan masyarakat
          ditempatkan dalam perspektif yang lebih   atas manfaat ekonomi pindar yang   dari adanya suku bunga pinjol ilegal
          luas dan obyektif. Karena ada faktor   langsung ditetapkan oleh OJK pada   pada saat itu yang luar biasa tinggi.
          kepentingan perlindungan konsumen   2023 dalam Surat Edaran OJK (SEOJK)   Fakta menunjukkan ruang kompetisi
          dan penataan pelaku pasar yang harus   19/SEOJK.06/2023. Hal ini juga telah   sesuai mekanisme pasar tetap terbuka.


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 218 / 2025 / Th.XXI 43
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48