Page 219 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 219

Listyowati Sumanto: Konstruksi Yuridis Assurance Fund menuju Sistem Publikasi Positif ...     211


                  Banyaknya terjadi konflik agraria ini telah menunjukkan bahwa administrasi pertanahan
             Indonesia  membutuhkan  perbaikan  agar  dapat  memberikan  kepastian  hukum  hak  atas
             tanah. Salah satu akar permasalahan konflik agraria disebabkan oleh sistem publikasi pada
             pendaftaran  tanah  yang  digunakan  di  Indonesia  berupa  sistem  publikasi  negatif  yang

             bertendensi positif. Sistem pendaftaran tanah yang dianut Indonesia ini tertuang dalam UU
                                                                                       4
             No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA),  Peraturan Peme-
             rintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dan Keputusan Mahkamah Agung No
                           5
             495/Sip/1975.
                  Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 menyatakan bahwa:

                  “Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai
                  data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai
                  dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan”.

                  Kemudian di dalam penjelasan Pasal 32 ayat (1) tersebut, dinyatakan bahwa “Sertipikat
             merupakan tanda bukti yang kuat dalam arti bahwa selama tidak dapat dibuktikan sebaliknya,

             data  fisik  dan  data  yuridis  yang  tercantum  di  dalamnya  harus  diterima  sebagai  data  yang
             benar”. Dengan demikian, sistem pendaftaran tanah yang dianut oleh Indonesia, tidak menja-
             min kepastian hukum hak atas tanah sehingga memunculkan peluang pembatalan hak atas

             tanah. Berdasarkan hal tersebut, tampaknya perlu dilakukan upaya-upaya untuk merumuskan
             kebijakan yang lebih menguntungkan bagi subjek pemegang hak maupun negara. Salah satu
             hal  yang  mendesak  adalah  mengubah  aturan  pertanahan  yang  selama  ini  menggunakan
             sistem publikasi negatif bertendensi positif menjadi sistem publikasi positif.


             2. Rumusan Masalah
                1.  Bagaimanakah konstruksi yuridis perubahan sistem publikasi di Indonesia dari sistem

                   publikasi negatif yang mengandung unsur positif menuju sistem publikasi positif?
                2.  Bagaimanakah konstruksi yuridis pembentukan assurance fund (dana jaminan) dalam
                   sistem publikasi positif di Indonesia di masa depan?


             B. Hasil Pembahasan
             1. Konstruksi Yuridis Menuju Sistem Publikasi Positif Di Indonesia
                  Konsekuensi  pengakuan  terhadap  hak-hak  atas  tanah,  negara  wajib  memberikan  ja-

             minan  kepastian  hak  atas  tanah,  sehingga  lebih  mudah  bagi  seseorang  mempertahankan




                4  Pasal 19 UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
                5  Contoh  putusan  yang  membuktikan  sistem  publikasi  negatif  adalah  Putusan  Mahkamah  Agung
             Republik  Indonesia  No.  495/Sip/1975  yang  menyebutkan  bahwa  “Mengingat  stelsel  negatif  tentang
             register/pendaftaran tanah yang berlaku di Indonesia, maka terdaftarnya nama seseorang di dalam register
             bukanlah berarti absolut menjadi pemilik tanah tersebut apabila ketidak-absahannya dapat dibuktikan
             oleh pihak lain.
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224