Page 221 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 221

Listyowati Sumanto: Konstruksi Yuridis Assurance Fund menuju Sistem Publikasi Positif ...     213


             yang dilakukan. Dalam sistem ini berlaku asas umum dalam hukum, bahwa orang tidak dapat
             memberikan atau memindahkan hak melebihi apa yang dia sendiri punyai (nemo plus iuris).
             Maka dalam sistem publikasi negatif ini sebelum digunakan data yang disediakan perlu diteliti
             sendiri lebih dahulu oleh yang berkepentingan, untuk sejauh mungkin memastikan kebe-

             narannya (title search). Untuk itu barang tentu diperlukan bantuan tenaga-tenaga yang ahli.
             Misalnya,  di  negara-negara  bagian  Amerika  Serikat  hasil  penelitian  para  ahli  itu  bahkan
             diasuransikan kepada perusahaan-perusahaan asuransi khusus (title insurance company), ada
                                                                                                10
             kalanya title search dilakukan sekaligus oleh perusahaan asuransi yang bersangkutan.
                  Berbeda dengan kedua sistem publikasi tersebut, Indonesia tidak menggunakan sistem
             publikasi negatif, juga tidak menggunakan sistem publikasi positif, melainkan menggunakan
             sistem pendaftaran hak dan sistem publikasi negatif bertendensi positif yaitu sistem publikasi

             negatif tetapi dalam prosedur pendaftarannya mengandung unsur positif. Undang-Undang
             Pokok Agraria yang memerintahkan diselenggarakannya pendaftaran tanah, tidak menggu-
                                 11
             nakan sistem positif.  Dalam UUPA hanya ada penyataan dalam Pasal 19, 23, 32 dan 38 UUPA,
             bahwa pendaftaran merupakan “alat pembuktian yang kuat”. Dalam Pasal 19 UUPA dinyatakan,

             bahwa surat tanda bukti hak (sertifikat) yang diterbitkan berlaku sebagai alat pembuktian
             yang “kuat”. Juga dalam Pasal 23, 32 dan 38 UUPA dinyatakan, pendaftaran pembebanan,
             peralihan dan hapusnya hak milik, hak guna usaha dan hak guna bangunan merupakan alat

             pembuktian yang kuat mengenai sahnya peristiwa-peristiwa hukum tersebut. Pernyataan-
             pernyataan tersebut menunjukkan, bahwa sistem publikasi yang digunakan adalah “negatif”,
             tetapi bukan negatif murni. Disebut sistem publikasi negatif yang mengandung unsur positif,
             karena dalam sistem publikasi negatif yang murni, sistem pendaftarannya adalah pendaftaran

             akta. Sedangkan pendaftaran yang Indonesia selenggarakan menggunakan sistem pendaf-
             taran hak, dengan adanya buku-tanah untuk menyimpan dan menyajikan data yuridis dan
             adanya  sertipikat  hak  sebagai  surat  tanda  bukti  hak.  Unsur  “positifnya”  adalah,  bahwa
                                                                     12
             pendaftaran  memberikan  alat  pembuktian  yang  kuat.  Negara  menjamin  kebenaran  data
             yang disajikan dalam surat tanda bukti hak sebagai alat bukti hak yang kuat, selama tidak ada
                                                          13
             putusan hakim yang menyatakan sebaliknya.  Kenyataannya ini selalu menimbulkan perso-
             alan, pertanyaan, dan keragu-raguan atas kekuatan hukum tanda bukti hak atas tanah yang

                                                  14
             berupa sertifikat sebagai "alat bukti".

                10  Kelemahan sistem publikasi negatif di negara-negara yang bersangkutan, diatasi dengan menggunakan
             lembaga "acquisitive verjaring" atau "adverse possession". Dalam hal tanah diperoleh dengan itikad baik dan
             dikuasai secara terbuka sebagaimana halnya seorang pemilik selama waktu yang ditentukan, tanpa ada pihak
             yang mengajukan gugatan, maka pihak yang memperoleh dan menguasai tanah itu oleh undang-undang
             diyatakan sebagai pemiliknya.
                11  Tidak ada rumusan dalam pasal-pasalnya, yang menyatakan  ketiga hal yang  merupakan  ciri  sistem
             publikasi  positif  ("the  register  is  everything",  "title  by  registration"  dan  bahwa  dengan  dilaksanakannya
             pendaftaran perbuatan hukumnya diperoleh suatu "indefeasible title").
                12  Boedi Harsono. Op.cit.
                13  Baca, Penjelasan Pasal 32 (1) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
                14  Yudhi Setiawan, “Publikasi Positif Pertanahan”, 24 Januari 2015.
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226