Page 224 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 224

216    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya



                   tersedianya realibilitas data dan informasi yang tinggi. Penyelenggaraan records mana-
                   gement dalam pendaftaran tanah sistem publikasi positif di masa depan sangat tergan-
                   tung dari kesiapan profesi surveyor dan PPAT.
                d. Perlu penyiapan sumber daya manusia, baik pemerintah maupun masyarakat (swasta).

                e.  Perlu dilakukan revisi  peraturan perundang-undangan terkait pendaftaran tanah yaitu
                   UUPA dan PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, antara lain:
                   1)  Perlu adanya pasal baru di dalam UUPA atau PP No. 24 Tahun 1997 yang mengatur

                      tentang  tiga  prinsip  utama  hukum  indefeasible,  seperti  prinsip  cermin  (mirror
                      principle), prinsip tabir (curtain principle), dan prinsi jaminan (assurance principle).
                      Pasal tentang indefeasible perlu didukung dan diperjelas dengan peraturan perun-
                      dang-undangan atau peraturan pemerintah lain yang terkait.

                   2) Perlu adanya pasal baru di dalam UUPA atau PP No. 24 Tahun 1997 yang mengatur
                      tentang  jenis  kompensasi  ganti  rugi  (indemnity)  atas  kesalahan  dalam  register.
                      Dalam prakteknya, sistem publikasi positif ini memiliki dua jenis kompensasi ganti
                      rugi  yang  disesuaikan  dengan  dasar  hukum  pemerintahan  yang  digunakan  pada

                      negara tersebut. Dua jenis kompensasi ganti rugi atas kesalahan dalam register, yaitu
                      immediate indefeasible dan deffered indefeasible. Immediate indefeasible umumnya
                      digunakan oleh negara-negara yang tidak menggunakan hukum adat sebagai dasar

                      hukum (contoh: Inggris, Australia), sedangkan deffered indefeasible biasanya digu-
                      nakan oleh negara-negara yang menggunakan  hukum  adat  sebagai  dasar hukum
                      (contoh: Malaysia).
                      Perlu  adanya  pasal  baru  atau  penambahan  ayat  baru  dalam  pasal  tertentu  pada

                      UUPA dan PP No. 24 Tahun 1997 yang mengatur tentang pembangunan Pusat Data-
                      base  Pendaftaran Tanah Nasional.
                   3) Perlu pasal-pasal diubah dalam UUPA dan PP No. 24 Tahun 1997, antara lain:

                      a.  Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria (UUPA)
                         (1)  Pasal 19 ayat (2), butir a: pembukuan tanah perlu diganti dengan Pusat Data-
                             base Pendaftaran Tanah Nasional.

                         (2)  Pasal 19 ayat (2), butir c: surat tanda bukti hak diganti menjadi  alat pem-
                             buktian yang mutlak serta dapat diteliti kesesuaiannya dengan Pusat Data
                             Base Pendaftaran Tanah Nasional
                      b.  Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah:

                         (1)   Terkait  dengan  ketersediaan  Pusat  Database  Pendaftaran  Tanah,  terdapat
                             beberapa pasal yang perlu diubah dan disesuaikan dengan sistem publikasi
                             positif, antara lain Pasal 1, Pasal 2, Pasal 4 ayat (1), Pasal 12, Pasal 21, Pasal 23,
                             Pasal 32, Pasal 35.

                         (2)  Terkait dengan ketentuan data fisik dan data yuridis, Pasal 4 ayat ( 2) dan
                             Pasal  33 perlu dilakukan perubahan sesuai dengan sistem publikasi positif.
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229