Page 220 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 220

212    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya


                                                   6
             haknya terhadap gangguan pihak lain.  Berbagai fakta menujukkan, bahwa kepastian hukum
             hak  kepemilikan  atas  tanah  bersertifikat  masih  dapat  dipermasalahkan  bahkan  sampai
                                              7
             menjadi  perkara  ke  pengadilan.  Muhammad  Yamin  menganggap,  kepastian  hukum  dari
                                                                          8
             adanya pendaftaran tanah tidak ada di Negara Indonesia ini.
                  Pendaftaran  tanah  di  setiap  negara  memiliki  sistem  publikasi  tanah  yang  berbeda.
             Sistem publikasi dalam pendaftaran tanah ada dua jenis, yaitu sistem publikasi positif dan
             sistem publikasi negatif. Perbedaan kedua sistem publikasi tersebut terletak pada jenis sistem
                              9
             pendaftarannya.
                  Pendaftaran  tanah  dengan  sistem  publikasi  positif  selalu  menggunakan  sistem
             pendaftaran hak (registration of title). Negara menjamin kebenaran data yang disajikan dalam
             buku tanah (register). Dalam melakukan perbuatan hukum mengenai bidang tanah yang sudah

             didaftar, orang cukup  melihat  pada  data  fisik  dan  data  yuridis  yang  ada  dalam  folio  dari
             register  yang  bersangkutan  (the register is everything).  Pihak yang  dengan  itikad  baik  dan
             dengan pembayaran (in good faith and for value) memperoleh hak dari orang yang namanya
             terdaftar sebagai pemegang hak dalam Register, memperoleh indefeasible title (hak yang tidak

             dapat diganggu gugat) dengan didaftarnya namanya sebagai pemegang hak dalam Register.
             Pemegang hak yang sebenarnya tidak lagi dapat menuntut pembatalannya, walaupun kemu-
             dian terbukti data yang dimaksudkan itu tidak benar (title by registration). Data yang dimuat

             dalam Register, mempunyai daya pembuktian yang “mutlak”. Dalam hal-hal tertentu ia hanya
             dapat menuntut ganti kerugian dari Negara. Untuk itu oleh Pemerintah disediakan dana khu-
             sus yang dikenal dengan sebutan "assurance fund". Dalam penggunaan sistem publikasi posi-
             tif ketiga ungkapan tersebut (the register is everything, indefeasible title, title by registration)

             selalu terdapat rumusannya dalam pasal-pasal peraturan yang mengatur pendaftaran di negara
             yang bersangkutan.
                  Dalam sistem publikasi negatif selalu menggunakan sistem pendaftaran akta (registration
             of  deed),  negara  tidak  menjamin  kebenaran  data  yang  disajikan.  Risiko  penggunaan  data

             tersebut ditanggung sendiri oleh pihak yang menggunakannya. Hak diperoleh bukan karena
             pendaftaran perolehannya, melainkan ditentukan oleh sahnya perbuatan hukum yang dila-
             kukan.  Maka  walaupun  akta  pemberian  atau  pemindahan  haknya  sudah  didaftar  ataupun

             penerima hak sudah didaftar sebagai pemegang haknya dalam buku tanah, orang masih selalu
             menghadapi kemungkinan digugat pihak lain yang meminta pembatalan perbuatan hukum


                6  Maria  SW  Sumardjono,  Kebijakan  Pertanahan;  Antara  Regulasi  dan  Implementasi,  (Penerbit  Buku
             Kompas: Jakarta, 2001), hal. 201.
                7  Toton  Suprapto,  “Kepastian  dan  Perlindungan  Hukum  Pada  Landasan  Keadilan  dan  Kebenaran”,
             Makalah Seminar diselenggarakan oleh Pusat Studi Hukum Agraria, Universitas Trisakti, Jakarta, 2003),
             hal.7.
                8   Muhammad  Yamin,  “Problematika  Mewujudkan  Jaminan  Kepastian  Hukum  Atas  Tanah  Dalam
             Pendaftaran Tanah”, (Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Hukum Agraria
             pada Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, 2 September 2006), hal. 26-27.
                9  Boedi Harsono. Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi
             dan Pelaksanaannya, (Jakarta: Djambatan, 2013), hal. 76-83.
   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225