Page 223 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 223

Listyowati Sumanto: Konstruksi Yuridis Assurance Fund menuju Sistem Publikasi Positif ...     215


             mengurangi  potensi  konflik  seminimal  mungkin,  antara  lain:   18   (i)  percepatan  cakupan
             wilayah  bersertifikat;  (ii)  percepatan  penyediaan  cakupan  peta  dasar  pertanahan;  (iii)
             publikasi tata batas kawasan hutan dengan peta skala kadastral; (iv) sosialisasi peraturan
             perundangan terkait tanah adat/tanah ulayat.

                  Dalam  upaya  mewujudkan  perubahan  pendaftaran  tanah  sistem  publikasi  positif,
             beberapa hal yang perlu dilakukan:
                a.  Perubahan sistem publikasi negatif mengandung unsur postif menjadi sistem publikasi

                   positif akan dilakukan secara bertahap melalui penggunaan data dasar fisik dan yuridis
                   yang  telah  dihasilkan  oleh  pelaksanaan  kegiatan  pendaftaran  tanah  berdasarkan
                   ketentuan Pasal 32 PP No. 24 tahun 1997. Dengan demikian, selama jangka waktu yang
                   cukup  lama  masih  akan  dijumpai  bidang-bidang  tanah  yang  didaftar dengan  sistem

                   publikasi negatif, disamping bidang-bidang tanah yang didaftar dengan sistem publikasi
                   positif.
                b. Dalam sistem publikasi positif, data fisik dan data yuridis yang dicantumkan dalam peta
                   pendaftaran, surat ukur, buku tanah sudah pasti, dan kebenarannya dijamin oleh Negara.

                   Maka tidak perlu lagi diadakan title search, tetapi untuk keperluan pendaftaran masih
                   tetap  diperlukan  adanya  bukti  tertulis  ("dealings")  mengenai  keabsahan  perbuatan
                   hukum yang didaftar, walaupun diperolehnya hak oleh penerima hak tidak  memer-

                   lukan pembuktian mengenai keabsahan perbuatan hukum yang menjadi dasarnya “title
                                   19
                   by registration".
                c.  Perlu penyelenggaraan records management yang baik, dengan lebih memberdayakan
                                                                                             20
                   peran serta masyarakat, termasuk organisasi profesi surveyor dan PPAT.  Salah satu
                   syarat utama dalam pemberlakuan pendaftaran tanah sistem publikasi posistif adalah




                18  RPJMN 2015-2019 menetapkan bahwa cakupan peta dasar pertanahan harus dapat mencapai 80% dan
             cakupan wilayah nasional yang telah bersertifikat harus dapat mencapai 70% dari wilayah nasional daratan
             non  hutan.  Besarnya  persentase  tersebut  diyakini  dapat  mengurangi  terjadinya  sertifikat  sah  ganda,
             sehingga apabila masih terjadi kesalahan dalam register (buku tanah), resiko beban keuangan negara untuk
             memberikan ganti rugi masih dapat dikelola dengan baik. Baca, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan
             Kementertian  Perencanaan  Pembangunan  Nasional  (Bappenas),  Laporan Akhir  Kajian  Arah  Kebijakan
             Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan Nasional 2015-2019.
                19  Walaupun tidak lagi perlu dilakukan title search, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) masih akan
             tetap  berperan  bagi  kepentingan  pihak  penerima  hak  sebagai pembuat akta otentik  yang membuktikan
             keabsahan perbuatan hukum yang dilakukan. Kepala Kantor Pertanahan dan Pejabat Pembuat Akta Tanah
             (PPAT) masih akan tetap berperan. Lebih-lebih dalam sistem publikasi positif, diperlukan alat pembuktian
             otentik sebagai dasar untuk pendaftaran perbuatan hukum yang dilakukan, yang akan menghasilkan suatu
             indefeasible  title.  Boedi  Harsono,  Makalah  disajikan  pada  Seminar  Nasional  "Meninjau  Kemungkinan
             Penyelenggaraan  Pendaftaran  Tanah  Dengan  Sistem  Publikasi  Positif,  diselenggarakan  oleh  Pusat  Studi
             Hukum Agraria, Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta, 17 April 2000.
                20 .  Data  utama  dalam  penyelenggaraan  records  management  adalah  peta-peta  dan  dokumen  yuridis
             sebagai dasar bukti kepemilikan atas tanah. Profesionalime profesi PPAT dituntut untuk semakin berperan
             dalam penelitian bukti kepemilikan atas tanah, tidak hanya terbatas pada kebenaran formal, tetapi termasuk
             juga  kebenaran  material  Saat  ini,  pemerintah  telah  menyerahkan  sebagian  kewenangannya  untuk
             menyediakan peta-peta pendaftaran tanah kepada profesi surveyor (licenced surveyor).
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228