Page 171 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
P. 171
lokal dan merusak lingkungan. Dalam konteks ini, teknologi
geospasial dan blockchain muncul sebagai solusi inovatif yang dapat
mendukung reformasi agraria yang lebih adil dan berkelanjutan.
Teknologi geospasial memungkinkan pemetaan tanah yang akurat,
sedangkan blockchain menawarkan transparansi dan keamanan
dalam administrasi tanah. Kolaborasi multi-stakeholder, analitik
data, dan pemberdayaan masyarakat lokal menjadi strategi krusial
dalam mengatasi masalah agraria dan memberantas mafia tanah.
Implementasi teknologi ini, didukung oleh kebijakan yang responsif
dan inovatif, dapat mengurangi korupsi, meningkatkan kepastian
hukum, dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya alam. Dengan demikian, integrasi teknologi canggih
dalam reformasi agraria membuka jalan bagi distribusi tanah yang
lebih adil, mengurangi kemiskinan, dan memastikan kelestarian
lingkungan untuk generasi mendatang.
REFERENSI
Anand, A. and Gupta, A. (2020). ‘Implementing Blockchain
Technology in Land Administration’, Journal of Land Use Policy,
98, p. 105243.
Ayu, N. (2024). ‘Kolaborasi Lintas Sektoral dalam Mengatasi Masalah
Agraria’, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional (ATR/BPN).
ESRI (2021). ‘The Power of Geospatial Technology in Land Mapping’,
ESRI Reports, Available at: https://www.esri.com (Accessed: 20
June 2024).
FAO (2022). ‘The State of Food and Agriculture’, Food and Agriculture
Organization of the United Nations, Available at: https://www.
fao.org (Accessed: 20 June 2024).
Forbes (2019). ‘How Blockchain is Transforming Land Registries in
Georgia’, Forbes, Available at: https://www.forbes.com (Accessed:
20 June 2024).
KPA (2021). ‘Laporan Konflik Agraria 2021’, Konsorsium Pembaruan
Agraria,
156 Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
untuk Mewujudkan Suistainable Development Goals