Page 169 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
P. 169
data memungkinkan pengumpulan dan analisis data dalam jumlah
besar dan beragam, termasuk data geospasial, catatan kepemilikan
tanah, dan informasi demografis. Machine learning, di sisi lain, dapat
mempelajari pola dari data tersebut dan membuat prediksi yang akurat
mengenai potensi konflik tanah dan kegiatan ilegal. Pendekatan ini
terbukti meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengawasan. Sebagai
contoh, di Rwanda, pemerintah menggunakan big data dan machine
learning untuk mempercepat proses pendaftaran tanah. Hasilnya,
lebih dari 11 juta bidang tanah berhasil didaftarkan dalam waktu
yang lebih singkat dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi (World
Bank, 2020). Keuntungan lain dari pendekatan berbasis data adalah
transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik. Dengan data yang
terbuka dan dapat diakses, masyarakat dapat memantau langsung
proses administrasi tanah,mengurangi peluang untuk korupsi
dan manipulasi data. Penelitian oleh McLaren dan Aisbett (2020)
menunjukkan bahwa penggunaan analitik data dalam administrasi
tanah dapat mengurangi konflik hingga 30% dan meningkatkan
kepastian hukum bagi masyarakat (McLaren and Aisbett, 2020).
Program pendidikan dan pelatihan tentang hak-hak agraria sangat
penting untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada
masyarakat mengenai hak mereka atas tanah. Melalui pelatihan ini,
masyarakat tidak hanya mengenal hak- haknya tetapi juga belajar cara
melaporkan aktivitas mencurigakan terkait mafia tanah. Penguatan
kelembagaan lokal merupakan langkah strategis untuk memastikan
keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengawasan dan pelaporan.
Kelembagaan lokal yang kuat mampu memberikan dukungan dan
perlindungan bagi masyarakat dalam menghadapi ancaman mafia
tanah. Di Indonesia, keberhasilan program seperti Kelompok Tani
Nelayan Andalan (KTNA) menunjukkan bahwa organisasi lokal yang
kuat dapat berfungsi sebagai garda depan dalam menjaga hak-hak
agraria masyarakat. Dampak positif dari pemberdayaan masyarakat
terhadap keberlanjutan proyek sangat signifikan. Masyarakat yang
diberdayakan lebih mungkin untuk berpartisipasi aktif dalam
154 Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
untuk Mewujudkan Suistainable Development Goals