Page 165 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
P. 165

langka (KPK, 2020). Selanjutnya, terjadi  juga  konflik tanah di  Desa
          Sukamulya, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, di mana mafia tanah
          menggunakan dokumen palsu untuk mengklaim kepemilikan lahan
          warga. Menurut laporan dari Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)
          tahun 2021, praktik mafia tanah semacam ini sering melibatkan kolusi
          antara oknum pemerintah, pengusaha, dan aparat penegak hukum,
          sehingga mempersulit upaya penegakan hukum dan pemulihan hak
          masyarakat (KPA, 2021).

             Mafia tanah memanfaatkan kelemahan dalam sistem administrasi
          tanah, menciptakan  tumpang  tindih kepemilikan  dan konflik
          berkepanjangan.  Modus  operandi  mafia tanah  yang  paling umum
          adalah  pemalsuan  dokumen,  yang  tercatat sebanyak  66,7%  dari
          305  kasus yang  dijadikan  target  operasi.  Modus  lainnya  meliputi
          kejahatan penggelapan atau penipuan sebanyak 15,9%, pendudukan
          ilegal tanpa hak  sebanyak  11%,  dan jual beli  tanah  sengketa 3,2%.
          Dalam laporan Transparency International (2021), ditemukan bahwa
          korupsi  dalam  pengelolaan  tanah mencapai  30%  dari  total kasus
          korupsi  di negara berkembang.  Akibatnya,  masyarakat  miskin
          kehilangan akses terhadap tanah yang mereka kelola, dan degradasi
          lingkungan meningkat karena  eksploitasi  yang  tidak bertanggung
          jawab (Transparency International, 2021).




















                              Jumlah korban konflik agraria 1
                         Sumber: Konsorsium Pembaruan Agraria (KP 1


          150   Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
                untuk Mewujudkan Suistainable Development Goals
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170