Page 164 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
P. 164

Geochain (Geospasial dan
                  Blockchain): Inovasi Kolaborasi
                       Teknologi dan Kelembagaan
             Dalam Mencegah Mafia Tanah dan
             Mendukung Keberlanjutan Untuk
                         Future Agrarian Integrity

                                           Salma Salsabila Zafila
                                                UIN Sunan Kalijaga
                             E- Mail:Salmasalsabilazafila@gmail.com




          PENDAHULUAN
          Keadilan  agraria  merupakan pilar penting  dalam  mencapai
          pembangunan  berkelanjutan.  Tanah  bukan  hanya  aset  ekonomi,
          tetapi juga fondasi bagi kesejahteraan sosial dan lingkungan. Menurut
          World Bank (2022), lebih  dari 70%  penduduk  global  bergantung
          pada  tanah untuk  mata pencaharian  mereka,  sementara  Food  and
          Agriculture  Organization  (FAO)  mencatat  bahwa  2,5  miliar  orang
          terlibat langsung dalam pertanian (FAO, 2022). Namun, praktik mafia
          tanah telah menciptakan ketidakadilan agraria yang serius, merugikan
          masyarakat lokal  dan mengancam kelestarian lingkungan. Kasus
          mafia  tanah menjadi  masalah yang  semakin mendesak. Salah  satu
          contoh yang mencolok adalah kasus perampasan tanah di kawasan
          Taman Nasional Gunung Halimun-Salak di Jawa Barat. Dalam kasus
          ini,  sekelompok  individu dengan dukungan oknum  pemerintah
          daerah  melakukan  alih  fungsi  lahan konservasi menjadi lahan
          pertanian dan pemukiman ilegal. Laporan dari Komisi Pemberantasan
          Korupsi (KPK) pada tahun 2020 mengungkapkan bahwa lebih dari
          2.000  hektar lahan  di  kawasan  tersebut  telah  diambil  alih  secara
          ilegal,  menyebabkan kerusakan hutan dan hilangnya habitat satwa
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169