Page 192 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
P. 192

dengan penuh rasa persaudaraan. Artikel ini lebih mengedepankan
          penyelesaian sengketa tanah marga melalui mediasi secara kolaboratif
          baik  dari  partisipasi  tokoh-tokoh  masyarakat  dalam  hal  ini Kepala
          Marga  dan  keluarga  yang  bersangkutan,  perangkat  desa  bahkan
          kecamatan,  aparat keamanan  serta  pihak  dari  Kantor Pertanahan
          Kabupaten Kupang untuk mencari solusi yang efektif, sesuai dengan
          ketentuan hukum yang berlaku dan mendapat penerimaan yang baik
          dari kedua belah pihak.

             Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
          metode  kualitatif, dimana  proses  pengumpulan datanya dilakukan
          dengan  cara  survey  terhadap masyarakat Desa Bokonusan melalui
          penyebaran kuesioner. Widoyoko (2016) menjelaskan bahwa angket
          atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
          dengan cara  memberi  seperangkat  pernyataan atau  pertanyaan
          tertulis  kepada responden untuk  diberikan respon  sesuai  dengan
          permintaan pengguna. Kuesioner tersebut nantinya bertujuan untuk
          mendapatkan  pandangan  terkait  perlunya  upaya  mediasi  secara
          kolaboratif untuk menyelesaikan sengketa tanah marga, dan pengaruh
          mediasi terhadap kelancaran legalisasi hak atas tanah khususnya di
          Desa Bokonusan.

             Metode survey dilakukan di Desa Bokonusan dengan mengambil
          30 orang sampel yang merupakan masyarakat asli Desa Bokonusan
          untuk menjawab kuesioner  yang  berisi  pertanyaan-pertanyaan
          tertentu  terkait  identifikasi  tentang perlunya upaya  mediasi  secara
          kolaboratif  untuk menyelesaikan  sengketa  tanah marga  di Desa
          Bokonusan dan pandangan masyarakat terhadap mediasi tersebut.


          PENYELESAIAN SENGKETA TANAH MARGA DI DESA BOKONUSAN
             Desa Bokonusan merupakan salah satu desa yang sebagian besar
          tanahnya dikuasai  oleh  sekelompok  marga.  Marga  yang dimaksud
          diantaranya, Marga Doky, Marga Buitlena,  Marga Beeh, Marga  Ay,
          Marga Lola, Marga Balle, Marga Laitabun, Marga Otta, Marga Kedoh,




                        Optimalisasi Upaya Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Tanah Marga  177
                                                     Made Ega Suryantara
   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197