Page 191 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
P. 191

upaya mediasi yang efektif dalam penyelesaian sengketa tanah marga
          yang berkepanjangan agar tidak menghambat proses legalisasi atau
          pendaftaran hak atas tanahnya serta melancarkan pengelolaan tanah
          yang ada diatasnya untuk dapat meningkatkan sumber penghidupan
          bahkan pendapatan bagi masyarakat suatu daerah khususnya Desa
          Bokonusan.

             Menurut Puspa Kusumojati & Ferry Rosando (2021), pendekatan
          persuasif dapat diadopsi oleh  badan  pertanahan  sebagai  salah
          satu metode mediasi  dalam  penyelesaian  sengketa  tanah.  Proses
          pelaksanaannya melibatkan  pemanggilan  secara individu  terhadap
          pihak-pihak  yang  terlibat  dalam sengketa, sehingga setiap  pihak
          memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka secara
          transparan. Selain itu, Mudjiono (2007) menambahkan bahwa peran
          tokoh komunitas juga membantu menentukan  peruntukan  dan
          mengawasi penggunaan tanah oleh warga setempat. Hal ini disebabkan
          oleh fakta bahwa kepala atau ketua adat biasanya memiliki informasi
          tentang tanah di wilayahnya, termasuk jumlah, batas, dan penggunaan
          tanah  oleh  warga  setempat. Dewanto (2021) berargumen bahwa,
          penyelesaian sengketa tanah khususnya tanah adat dapat diselesaikan
          dengan cara negosiasi melalui pendekatan yuridis sosiologis Apabila
          negosiasi tahap awal ini tidak menemukan hasil dilakukanlah proses
          mediasi yang menghasilkan kesepakatan bersama. Kemudian Hasan
          (2019) menambahkan bahwa, model mediasi  juga  dapat  dilakukan
          dalam bentuk Mediator Authoritatif yaitu dengan melalui Mosalaki
          atau Kepala  Adat  sebagai mediatornya  dengan  tahapan  yang lebih
          sederhana  seperti pemanggilan  para  pihak  yang  bersengketa,
          pemanggilan  saksi,  proses  musyawarah,  dan  penutup  (pembacaan
          keputusan hasil musyawarah). Selain itu Simanjuntak et al (2021) juga
          menambahkan nilai kearifan lokal dianggap penting dalam mediasi
          perdata  dan  penyelesaian  sengketa  pertanahan  karena  mampu
          memperhatikan setiap persoalan secara khusus dan holistik dimana
          kesepakatan adalah buah dari pikiran dan pendapat bersama dalam
          nuansa kekeluargaan dan saling menghormati satu dengan lainnya


          176   Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
                untuk Mewujudkan Suistainable Development Goals
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196