Page 223 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 223

Pasal 10 Osamu Serey tersebut dinyatakan  bahwa untuk
            sementara waktu dilarang keras memndahtanankan harta benda
            yang tidak bergerak, suat-surat berharga, uang simpanan di bank, dan
            sebagainya dengan tidak mendapat izin terlebih dahulu dari tentara
            Dai Nippon.


            4.   Masa Orde Lama
                 Kemerdekaan Indonesia menjadi sebuah awal bagi pemerintah
            untuk membangun negara dan menentukan sistem pemerintahannya
            sebagai bangsa yang mandiri. Kebijakan pertanahan pada masa ini
            menjadi pusat perhatian yang utama pemerintah.

                 Kelembagaan pertanahaan diinisiasi melalui penyusunan RUU
            Pokok Agraria hasil kerja Panitia negara yang dibentuk di Yogya
            tahun 1947. Awalnya pada tahun 1959 telah ada Biro Perencanaan dan
            perundang-undangan yang dikepalai Mr Sunitro Tjokrowardoyo, di
            bawah departemen agraria yang dipimpin oleh Menteri Mr. Sadjarwo.
            Pada saat itu urusan dan masalah agraria dianggap penting, demi
            meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia yang agraris.
                                                                      12
                 Sebagai payung hukum dalam pengelolaan agraria, ditetapkan
            UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.
            UU ini dianggap membawa sifat populis negara untuk berusaha
            mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui pengelolaan pertanahan
            yang berpihak pada rakyat.

                 UUPA secara formal diniatkan untuk menjadi undang-undang
            organik dan induk segala kebijakan di bidang agraria sekaligus
            implementasi Pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Muara UUPA adalah menata
            kembali penguasaan dan pengelolaan sumber daya agraria yang lebih
            berkeadilan. Selain itu dimaksudkan untuk menghindarkan rakyat
            Indonesia dari penghisapan manusia oleh manusia karena struktur
            yang timpang.
                 Setelah tahun 1965 tidak ada kelembagaan agraria di tingkat
            lokal karena UUPA 5/1960 di-peti-es-kan dan landreform dalam arti


                 12 Sediono MP. Tjondronegoro. Ibid. Hlm 4.


            192     Kelembagaan
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228