Page 58 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 58

menjadi pemasok utama kopi untuk pasar dunia, sementara petani
             dalam situasi yang miskin dan mengerikan.
                   Pasca kerja paksa, sistem politik dan kebijakan pertanahan
             memasuki babak baru, yakni era ekonomi liberal berlaku di Hindia
             Belanda. Pada periode ini, perdebatan di parlemen Belanda tentang
             investasi perkebunan skala luas kemudian menghasilkan Regering
             Reglement (Agrarische Wet 1870). Sistem monopoli pemerintah
             kolonial selama ini tentang tanah didesak oleh swasta agar pihak
             swasta diberi ruang untuk melakukan investasi, dan hasilnya keluar

             undang-undang tersebut. Sistem liberal ini menjadi babak baru atas
             tanah-tanah di Hindia Belanda yang kemudian dikuasai oleh swasta,
             dan itu artinya telah menjadikan masyarakat Hindia Belanda kembali
             sebagai tenaga yang dieksploitir dalam perekebunan.
                   Keberadaan Agrarische Wet telah memakan korban banyak warga
             pribumi, Sukarno dalam pidato pembelaannya di depan hakim kolonial
             yang terkenal dengan Indonesia Menggugat mengkritik terhadap
             berlakunya Agrarische Wet,

                   “…maka sesudah Undang-Undang Agraris dan Undang-Undang
                   Tanaman Tebu de Wall di dalam tahun 1870 diterima baik oleh
                   Staten-Generaal di negeri Belanda, masuklah modal partikulir
                   itu di Indonesia, mengadakan pabrik-pabrik gula dimana-mana,
                   kebun-kebun teh, onderneming-onderneming tembakau dsb.,
                   ditambah lagi modal partikulir jang membuka macam-macam
                   perusahaan tambang, macam-macam perusahaan kereta api, trem,
                   kapal, atau pabrik- pabrik yang lain. Imperialisme tua makin lama
                   makin laju, imperialisme modern menggantikan tempatnya, cara
                   pengedukan harta yang menggali untung bagi negara Belanda itu,
                   makin lama makin berobah, terdesak oleh cara pengedukan baru
                   yang mengayakan model partikulir. …. Cara pengedukan berubah,
                   tetapi banyakkah perubahan bagi rakyat Indonesia? Tidak, tuan-











                                   Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria  27
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63