Page 151 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 151
kegiatan seperti pemupukan, pembersihan, pemanenan hingga
pengangkutan hasil panen dan lain sebagainya yang berkaitan
dengan proses pengelolaan lahan. Sedikit kesempatan untuk
terlibat dalam ‘proyek’ sama dengan sedikit akses ke sumber
produksi lahan, dan itu artinya juga akan menghasilkan sedikit
uang. 173
Keempat, pembagian hasil jual produksi yang tidak
transparan. Ketika penelitian ini dilakukan, pendapatan rata-rata
masyarakat adat pemegang SHM atau anggota koperasi dari hasil
pengelolaan lahan di Koto Senama Nenek mulai dari 1 juta rupiah
hingga 1,5 juta rupiah. Apabila seorang pemegang sertifikat
menggadaikan sertifikatnya di bank lewat koperasi, di mana tiap
bulannya diharuskan mengangsur sebanyak 750 ribu rupiah,
maka pendapatannya menjadi sekitar 250 ribu rupiah hingga 750
ribu rupiah (ibid.). Dengan hasil akhir demikian, maka terbilang
sedikit dan menjadi ancaman serius terhadap sektor ekonomi
rumah tangga masyarakat adat pemegang sertifikat. Sebab itu,
dalam pandangan pihak Imam Negeri dan Pucuk Adat pengelolaan
lahan dan hasil lahan oleh koperasi tidak berlangsung secara
jujur dan berkeadilan menyebabkan masyarakat adat–dalam hal
ini anak kemenakan di Senama Nenek–rentan terjerumus pada
jurang krisis subsistensi.
173 Wawancara SMN, 24 Maret 2021; dan Wawancara H, 2 April 2021.
116 Reforma Agraria Tanah Ulayat