Page 148 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 148
masing sertifikat dihargai pinjaman maksimal 25 juta rupiah,
dengan angsuran 750 ribu rupiah setiap bulan yang dibayarkan
melalui koperasi. 170
Menegakkan Benang Basah: Kondisi Internal Masyarakat
Adat
Saat ini setidaknya tujuan mulia reforma agraria yang ingin
menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan yang merata belum
tampak berwujud di Senama Nenek. Pelaksanaan reforma agraria
terhadap lahan Ulayat Koto Senama Nenek, yang sebelumnya
menjadi bahan perebutan klaim hak akses antara masyarakat adat
dengan perusahaan, masih meninggalkan berbagai problematika
di sektor ekonomi, sosial, hingga budaya di dalam internal
masyarakat adat. Hal ini terbukti, dimana perbedaan sikap di
kalangan masyarakat adat terhadap kuasa PTPN V dan KNES
sebagaimana dijelaskan sebelumnya menyebabkan terpecahnya
masyarakat adat ke dalam dua faksi.
Satu kelompok terdiri dari orang-orang yang ‘menikmati
dengan baik’ hasil reforma agraria, yang mengamini kuasa
perusahaan dan koperasi sebagaimana yang telah terjadi.
Mereka merupakan bagian dari elite pemerintahan desa dan
elite koperasi yang dipimpin oleh Kepala Desa bersama Ketua
Koperasi. Sementara, di sisi yang lain terdapat faksi Pucuk Adat
dan Imam Negeri Senama Nenek. Kelompok ini menentang kuasa
PTPN V dan koperasi, bagi mereka MoU antara KNES dan PTPN V
tidak memihak pada masyarakat adat sepenuhnya.
Menurut pandangan kelompok kedua, pihak Pucuk Adat
dan Imam Negeri, pelaksanaan aktivitas koperasi jauh dari
170 Wawancara SMN, 24 Maret 2021.
Reforma Agraria atas Tanah Ulayat 113