Page 44 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 44
perkotaan–yang kita kenal dengan desa, kenegerian, atau dalam
bentuk penyebutan lainnya. 13
Hal paling menonjol dalam transformasi agraria yang
melahirkan kapitalisme ditandai oleh pemisahan petani-
produsen dari sarana produksinya dan ketergantungan terhadap
pasar. Sebelum terjadinya kapitalisasi, petani maupun masyarakat
adat di pedesaan ialah produsen yang umumnya memiliki akses
langsung ke sarana produksi mereka sendiri–dalam hal ini
14
lahan. Kemudian, kapitalisasi memisahkan mereka dari alat
produksinya yang paling utama (baca: tanah) selaku produsen
langsung yang menggarap tanahnya secara mandiri. Proses
alienasi terhadap sarana produksi langsung itu, bersamaan
dengan pengambilan surplus tenaga kerja di pedesaan, dalam tata
hubungan kapitalisme dilakukan melalui cara-cara “ekonomi”
murni.
Kapitalis, para pemodal besar sebagai salah satu aktor
utama kapitalisme yang berperan sebagai pengambil-alih, tidak
perlu melakukan paksaan secara langsung untuk mengambil
alih surplus tenaga kerja. Oleh karena produsen langsung
(petani maupun masyarakat adat) dalam kapitalisme yang
telah berkembang dengan matang tidak memiliki properti, dan
sebab itu satu-satunya akses mereka pada sarana produksi bagi
keperluan reproduksi mereka sendiri adalah menjual tenaga kerja
demi upah. Relasi unik antara produsen dan pengambil-alih ini,
demikian Ellen Meiksins Wood, diperantarai oleh “pasar.” Pasar
13 Ellen Meiksins Wood, The Origin of Capitalism: A Longer View, Verso, New York, 2002,
hlm. 95.
14 saya tidak terlalu membedakan antara defenisi “tanah” dan “lahan” di dalam buku ini,
sehingga kedua istilah tersebut saya gunakan untuk menyebut satu maksud yang sama.
Pendahuluan 9