Page 109 - 60 Tahun UUPA dan Generasi Muda Agraria yang Maju, Modern, dan Inovatif
P. 109
lahan seluas 34.000 ha dari 1.778.908 ha. Karena tidak adanya
koordinasi antar elemen dan masyarakat lokal, pada tahun
2011 pemanfaatan lahan di proyek ini bergeser dari penanaman
komiditas lokal menjadi impor. Di sisi lain, petani di Kabupaten
Merauke sangat bergantung kepada lahan dan komoditas lokal di
dalamnya. Agar kesalahan yang sama tidak terulang lagi, sudah
dapat dipastikan bahwa manajemen pengolahan lahan yang
partisipatif sangat diperlukan.
Kedua, pembangunan lahan harus disertai dengan
pembangunan manusia. Dalam proyek MIFEE, penyerapan tenaga
kerja lokal tidak terjadi karena kesenjangan pendidikan sehingga
pengelola terpaksa menyerap pekerja dari luar Kabupaten
Merauke. Pembangunan yang terkesan tiba-tiba bagi masyarakat
lokal juga menjadi hambatan yang berpengaruh. Untuk itu,
perlu diperhatikan bahwa pembangunan masyarakat setempat
termasuk sosialisasi dan pelatihan tenaga lokal sangat diperlukan
agar dimensi ekonomi dan sosial berkelanjutan dari food estate
ini dapat diwujudkan.
Kesimpulan
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya agraria
yang berlimpah. Untuk memanfaatkan kekayaan tersebut,
perlu adanya pengelolaan yang terintegrasi dan terpadu untuk
mengaturnya. Ancaman krisis pangan akibat pandemi juga
mendorong pemerintah untuk menyegerakan hal ini. Proyek food
estate adalah jawaban pemerintah atas masalah tersebut.
Wacana perluasan food estate hingga ke Papua memang
menuai pro dan kontra. Walaupun demikian, proyek ini tentunya
menjadi alternatif jawaban karena beberapa pertimbangan.
90 60 Tahun UUPA: Generasi Muda Agraria yang Maju, Modern, dan Inovatif