Page 67 - 60 Tahun UUPA dan Generasi Muda Agraria yang Maju, Modern, dan Inovatif
P. 67
Peran BIG Data sebagai Pelerai Sengketa dan
Penentu Kesuksesan Reforma Agraria
Asep Setiawan
Pendahuluan
engketa tanah merupakan permasalahan yang sudah sejak
Slama terjadi, hingga kini masih belum banyak terselesaikan.
Seakan menjadi topik berepisode, kasus sengketa tanah seringkali
mewarnai dunia pemberitaan Indonesia. Menurut (Riadi, 2018),
sengketa adalah pertentangan antardua pihak atau lebih yang
berawal dari perbedaan persepsi tentang suatu kepentingan atau
hak milik yang dapat menimbulkan akibat hukum bagi keduanya.
Mungkin sebagian orang menganggap remeh dengan memandang
sebelah mata persoalan sengketa tanah ini. Padahal persoalan
ini merupakan masalah yang harus segera diselesaikan karena
sengketa tanah kerap kali menjadi faktor terjadinya konflik
agraria. Menurut Perpres Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma
Agraria, konflik agraria adalah perselisihan agraria antara orang
perorangan, kelompok, golongan, organisasi, badan hukum,
atau lembaga yang sudah berdampak luas secara sosial, politis,
ekonomi, pertahanan, atau budaya. Konflik ini sering diwarnai
perselisihan antar ras, suku, dan agama, sehingga akibatnya harga
diri harus dipertaruhkan.
Dilansir dari Kompas.com (2020), Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Negara (ATR/BPN) mencatat
hingga Oktober 2020, sengketa konflik dan perkara pengadilan
mengenai pertanahan berjumlah 9.000 kasus. Jumlah kasus
konflik pertanahan ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
48 60 Tahun UUPA: Generasi Muda Agraria yang Maju, Modern, dan Inovatif