Page 77 - 60 Tahun UUPA dan Generasi Muda Agraria yang Maju, Modern, dan Inovatif
P. 77

Dari Zaman Kalabendu hingga Zaman Kalasuba:
          Peluang, Tantangan dan Perjuangan Pemenuhan
                              Hak Informasi HGU




                                 Eko Nurwahyudin




          Pendahuluan

              ata  hukum, tata  kenegaraan dan tata  pembangunan yang
          Tsableng  itulah yang  mendorong lahirnya “Kalatida”  dan
          “Kalabendu”  di negara kita  (W.S Rendra 2008).  Tafsir  oleh
          Rendra terhadap Serat Sabda Jati yang ditulis Raden  Ngabehi
          Ranggawarsita 143 tahun silam, masih dan akan selalu relevan
          untuk direfleksikan dalam percakapan akademik. Salah satu ciri
          yang menonjol pada Zaman Kalabendu yakni mantapnya stabilitas
          politik tetapi stabilitas sebagai alat penindasan.

              Berdasarkan  tinjauan  sejarahnya,  Zaman  Kalabendu  yang
          dilukiskan  dalam  Serat  Sabda  Jati  tahun  1873  oleh Raden
          Ngabehi Ranggawarsita merupakan kritik tajam terhadap tidak
          terdapatnya perbedaan antara wajah politik dan wajah kejahatan
          dari pemerintahan kolonialis Belanda. Apabila ditarik tiga tahun
          sebelumnya,  tata  hukum  yang  sableng  pemerintah kolonialis
          terwujud dengan  disahkannya  Agrarische  Wet 1870 atau  UU
          Agraria 1870. Melalui konsep domeinverklaring dalam UU Agraria
          1870, pemerintah mendasari pembenaran merampas tanah-tanah
          yang dimiliki dan didayagunakan seseorang maupun masyarakat
          tanpa  bukti-bukti  sah menjadi tanah  negara. Bahkan, melalui
          skema Hak  Erfpacht, pemerintah kolonial  membentangkan
          karpet merah bagi pengusaha swasta untuk dapat menyewa tanah



         58   60 Tahun UUPA: Generasi Muda Agraria yang Maju, Modern, dan Inovatif
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82