Page 80 - 60 Tahun UUPA dan Generasi Muda Agraria yang Maju, Modern, dan Inovatif
P. 80

Tingginya  eskalasi  konflik  agraria  di  sektor  ini  disebabkan
           oleh mudahnya pemerintah memberikan izin usaha perkebunan
           melalui  penerbitan  izin lokasi dan  HGU,  tanpa  melihat  situasi
           di lapangan  yang  menyebabkan  tumpang  tindih perkebunan
           dengan wilayah hidup masyarakat. Diperparah oleh tertutupnya
           informasi mengenai HGU, utamanya HGU-HGU yang bermasalah
           dengan warga (Konsorsium Pembaruan Agraria 2020).

               Padahal informasi HGU telah dijamin dalam Pasal 28 F UUD
           dan Pasal 11 ayat (2) UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
           Informasi Publik – dibuktikan dengan berbagai macam putusan
           pengadilan  sebagai  informasi yang  terbuka  dan wajib  tersedia
           setiap saat seperti: Putusan Nomor: 057/XII/KIP-PS-M-A/2015
           Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia antara Forest Watch
           Indonesia terhadap Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
           Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Putusan Nomor: 2/G/
           KI/2016 PTUN-JKT sengketa  antara Kementerian Agraria dan
           Tata  Ruang/Badan  Pertanahan  Nasional Republik  Indonesia
           melawan  Forest Watch Indonesia, Putusan  Nomor:  121/K/
           TUN/2017 sengketa antara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
           Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia melawan Forest
           Watch Indonesia bahkan yang terbaru Putusan Komisi Informasi
           Papua  Nomor  004/III/KI-Papua-PS-A/2018  yang  menyatakan
           informasi yang  dimohonkan  LBH Papua  terkait  dokumen  HGU
           31 perusahaan perkebunan  sawit  di Papua  sampai 2016-2017
           bersifat terbuka (YLBHI 2019).  Ketertutupan  informasi  HGU
           menyebabkan ketidakmampuan  masyarakat  mengadvokasi


              serta Peraturan Pelaksanaannya. Meskipun menurun menjadi peringkat dua, sebanyak
              185 data kasus konflik agraria struktural di sektor perkebunan yang terbesar di seluruh
              wilayah Indonesia  tidak dapat dimaknai  sekadar angka-angka data yang terlepas dari
              persoalan nyawa.



               Manajemen Pertanahan yang Mendukung Terwujudnya Sustainable Development  61
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85