Page 151 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 151
Surachman, “Landreform Merupakan Kunci untuk Memecahkan
Kesulitan Sandang Pangan serta Kesulitan-kesulitan
Ekonomi Keuangan Lainnya”, (dokumen tanpa tahun)
Menurut Dekon, Indonesia berada dalam tahap pertama revolusi
nasional dan demokratis, anti imperialisme dan anti feodalisme.
Sisa-sisa imperialisme dan feodalisme di bidang ekonomi harus
dikikis habis. Menggerakkan semua potensi nasional untuk
meletakkan dasar dan menumbuhkan ekonomi nasional yang
bebas dari imperialisme dan feodalisme. Karena itu, langkah
pertama ialah memperbesar produksi berdasarkan kekayaan
alam dan meletakkan dasar untuk industrialisasi. Berarti, harus
mengutamakan pertanian dan perkebunan, mementingkan
pertambangan. Potensi dan kekuatan rakyat merupakan modal
utama dan tulang punggung perjuangan revolusi. Strategi dasar
ekonomi tidak dapat dipisahkan dari strategi umum revolusi
Indonesia dan Manifesto Politik.
Pada tahap pertama ini, diciptakan susunan ekonomi
nasional dan demokratis. Persiapan tahap kedua yaitu tahap
ekonomi sosialis Indonesia. Tiap orang dijamin akan pekerjaan,
sandang pangan, perumahan serta kehidupan kultural dan
spiritual yang layak. Di bidang agraria, harus dipahami masalah
secara keseluruhan dan mendalam terutama pangan. Misalnya,
menjamin ketersediaan pangan, impor beras, mendorong SSB,
perubahan menu, pembangunan pabrik pupuk, membatasi
kelahiran, dan lainnya. Kuncinya ialah mutlak dilakukan
Landreform secara radikal. Tanpa Landreform, revolusi Indonesia
bak gedung tanpa alas, pohon tanpa batang. Landreform di satu
pihak adalah penghapusan hak asing dan konsesi kolonial, di
lain sisi berarti memperkuat dan memperluas pemilikan tanah
untuk rakyat Indonesia, terutama kaum tani. Harus dihapuskan
hak eigendom, wet agraris, demeinverklaring, dan sebagainya.
Masalah tanah bagi kepentingan revolusi Indonesia sangat
mendesak.
140 Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria