Page 154 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 154

Selebihnya tiap hektar dikali 7 hasil bersih setahun. Hasil bersih
                   ialah seperdua hasil kotor bagi tanaman padi dan sepertiga hasil
                   kotor tanaman palawija. Apabila bekas pemilik tanah tidak
                   menyetujui, bisa minta banding ke Panitia Landreform Daerah
                   Tingkat I dalam tempo 3 bulan sejak ditetapkan. Keputusan
                   Panitia Daerah Tingkat I dilarang bertentangan dengan dasar
                   perhitungan.
                        Cara pembayaran ditetapkan pada PP No.224 tahun 1961
                   pasal 7, yaitu ganti rugi diberikan sejumlah 10% dalam bentuk
                   uang simpanan bank Koperasi Tani dan Nelayan, sisanya berupa
                   surat hutang Landreform. Uang simpanan ini diambil dalam
                   waktu setahun. Surat hutang ini bisa ditukarkan oleh pemegang

                   dengan barang modal dari pemerintah guna pembangunan
                   industri. Surat hutang berbunga 3% per tahun. Tiap tahun setelah
                   surat itu dikeluarkan, dibuka kesempatan menukarkannya. Bila
                   jumlah ganti rugi tidak lebih dari Rp.25.000,- maka Menteri
                   Agraria dapat menetapkan pembayaran dengan menyimpang
                   dari ketentuan.
                        Kaum tani yang memperoleh pembagian tanah diberi
                   izin untuk mengerjakan tanah ini paling lama 2 tahun. Mereka
                   diwajibkan membayar sewa kepada pemerintah sebesar separuh
                   dari hasil panen atau uang yang nilainya 1/3 dari hasil. Mereka
                   mengganti harga tanah yang dibayar pemerintah kepada bekas
                   pemilik tanah dengan tambahan 10% dari harga sebagai biaya
                   administrasi. Pembayaran dilakukan dengan tunai atau angsuran
                   selama 15 tahun. Selain itu, membayar bunga sebesar 3% setahun.
                        Mengikuti ketentuan PP. 224 tahun 1961, tanah-tanah
                   kelebihan harus dibagikan menurut prioritas. Yaitu, penggarap
                   yang mengerjakan tanah ini, buruh tani atau pekerja tetap
                   pada bekas pemilik, penggarap yang belum sampai 3 tahun

                   mengerjakan tanah ini, penggarap tanah hak milik, penggarap
                   yang oleh pemerintah diberi peruntukan lain, penggarap tanah
                   yang garapannya kurang dari 0,5 ha, pemilik tanah luasnya




                                Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agrariia, 1948-1965  143
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159