Page 159 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 159

pembangunan Orde Baru. Rapat pada Januari 1975 secara khusus
                 mengangkat persoalan bagaimana lembaga agraria menghadapi
                 meningkatnya pembangunan, maka dipandang perlu untuk
                 fokus pada penyediaan, peruntukan, dan penggunaan tanah
                 berdasarkan peraturan, dan harus mendukung Pelita II. Ad
                 beberapa keputusan penting yang dihasilkan: Tata Guna
                 Tanah, untuk menyikapi lajunya pertumbuhan penduduk dan
                 meningkatnya pembangunan, dipandang perlu  menetapkan
                 suatu kebijakan  dan langkah untuk menetapkan peruntukan dan
                 penggunaan tanah di dalam suatu wilayah tertentu, supaya bisa
                 dihindari konflik tertentu dalam penggunaan tanah, mendesak
                 dikeluarkannya instruksi atau peratuarn menteri kepada para

                 kepala daerah pedoman tentang tata cara pembuatan rencana
                 tata guna tanah dan peksanaannya. Keputusan berikutnya adalah
                 Landreform. Ada empat hal terkait keputusan Landrfeorm,
                 pertama tentang tata cara pembayaran ganti rugi secara langsung
                 bagi tanah absente dan kelebihan maksimum. Kedua tentang
                 Teknis administrasi dan tata cara pelaksanaan pemungutan uang
                 sewa dan ganti rugi atas tanah-tanah yang terkena ketentuan
                 Landreform. Ketiga tentang pemilikan tanah pertanian
                 secara gunatai bagi para pensiunan pegawai negeri. Keempat
                 tentang pengaturan kmebali organisasi penyelenggaraan
                 Landreform. Memang benar bahwa Landreform tidak pernah
                 berhenti dibicarakan oleh rezim Orde Baru, akan tetapi dalam
                 praktik sejarahnya, Orde Baru hanya berhenti pada wacana
                 dan pembentukan kelembagaannya. Bahkan pada tahun 1975
                 kembali menguat wacana penguatan untuk menyempurnakan
                 organisasi penyelenggara Landreform. Artinya jika melihat
                 ralitas tersebut menarik sebagai bentuk pemikiran lembaga,
                 namun praktiknya tidak demikian. Sementara Rapat Kerja pada

                 tahun 1976 sebagaimana disebutkan dalam buku ini masih juga








            148     Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164