Page 155 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 155

kurang dari 0,5 ha, dan petani atau buruh tani lainnya. Dalam
                 prioritas ini diutamakan bagi petani yang punya ikatan keluarga
                 yang tak lebih dari 2 derajat dengan bekas pemiliknya, dengan
                 ketentuan paling banyaknya 5 orang, dan petani janda pejuang
                 kemerdekaan.
                       Pengertian petani menurut ayat 3 pasal PP. No.224 tahun
                 1961 yaitu orang yang punya atau tidak punya tanah sendiri,
                 dengan pekerjaan pokoknya mengusahakan tanah untuk
                 pertanian. Sedangkan penggarap ialah petani yang mengerjakan
                 atau mengusahakan sendiri secara aktif tanah bukan miliknya
                 dengan memikul seluruh atau sebagian resiko produksinya.
                 Menurut UUPA No.5 tahun 1960, tanah gogolan yang sifatnya

                 tetap menjadi tanah hak milik dan tanah gogolan yang tidak
                 bersifat tetap menjadi hak pakai. Tanah gogolan menurut UUPA
                 pasal 20 menjadi tanah hak milik, jadi tidak perlu diganggu gugat.
                 Setelah berlaku UUPA, pemerintah desa tidak berhak menyoal
                 tanah hak milik itu kecuali jika pemiliknya menyetujuinya.
                 Artinya, pemerintah harus mengantongi izin dari pemilik tanah.
                 Hak milik adalah turun temurun, terkuat, dan terpenuh yang
                 dapat dipunyai seseorang atas tanah dengan ketentuan pasal 6
                 (UUPA pasal 20 ayai 1). Menteri Agraria yang berhak mencabut
                 hak atas tanah.
                       Soal perubahan hak gogolan tetap menjadi hak milik,
                 dengan mengacu Peraturan Menteri Agraria No.2/1960.
                 Ditegaskan bahwa konversi hak gogolan, sanggan, atau pekulen
                 yang bersifat tetap menjadi hak milik dilaksanakan dengan
                 surat keputusan penegasan Kepala Inspeksi Agraria yang
                 bersangkutan. Jika meninggal dunia, gogolannya jatuh pada ahli
                 waris. Kepala Inspeksi Agraria menetapkan surat keputusan ini
                 pada ayat 1 dengan memperhatikan pertimbangan Bupati/ Kepala

                 Daerah yang bersangkutan mengenai sifat tetap atau tidak tetap
                 dari hak golongan itu. Bila ada perbedaan opini soal ketetapan,






            144     Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160