Page 39 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 39

“bahwa sebagian dari Vorstenlandsch Grondhuurreglement yang
            memuat peraturan-peraturan mengenai “tanah conversie” dalam
            daerah Surakarta dan Yogyakata, tidak lagi sesuai dengan keadaan
            dan susunan sekarang, khusus tidak selaras dengan pasal 27 dan 33
            Undang-undang Dasar. Hingga harus dicabut secepatnya dan diganti
            dengan Undang-Undang baru; bahwa selama menunggu Undang-
            undang baru tentang pemakaian tanah untuk keperluan perusahaan
            pertanian di daerah Surakarta dan Yogyakarta, sebagaian dari
            peraturan dalam Vorstenlandsch Grondhuureglement perlu dicabut”.  34

                 Panitia di atas telah berhasil melahirkan Undang-undang No.
            13/1948 tentang “Perubahan Vorstenlands Grondhuurreglement”
            (Undang-undang Penghapusan Konversi). Selepas tugas itu selesai,
            maka Panitia tersebut dibubarkan dengan Penetapan Presiden tanggal
            8 Mei 1948 No. 15. Karena Undang-undang No. 13/1948 ternyata masih
            memerlukan peraturan pelaksanaan, khususnya mengatur semua
            akibat diadakannya perubahan itu, maka perlu dibentuk panitia baru.
            Bukan saja soal tanah konversi yang perlu dirampungkan, namun perlu
            pengupasan segala persoalan lain yang juga penting tentang hukum
            tanah, khususnya yang bertalian dengan usaha modal asing. Lantas
            dibentuklah Panitia Agraria dengan tugas dan susunan yang lebih luas. 35
                 Secara keseluruhan hasil pekerjaan Panitia Agraria yang
            terpenting sebagai berikut: (1) Rancangan Undang-undang
            penambahan dan pelaksanaan Undang-undang No.13/1948 tentang
            “Perubahan Vorstenlanden Gronghuurreglement”. Rancangan ini
            diajukan kepada pemerintah pada 12 Oktober 1948 dan pemerintah

            mengajukannya kepada Badan Pekerja KNIP sebelum agresi Belanda
            ke-II tanggal 9 Desember 1948. Karena ada perubahan keadaan akibat
            pendudukan, rancangan itu ditinjau ulang dan pada pertengahan
            bulan Desember 1949 disampaikan kepada Badan Pekerja KNIP; (2)
            Pendirian mengenai pembatasan milik tanah. Untuk mencapai tingkat
            penghidupan yang layak bagi para petani dan guna mencegah “groot



                 34 Di kutip dari Konsideran Menimbang dalam UU No. 13/1948.
                 35 Loc.Cit.


            28      Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44