Page 59 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 59

artinya dalam pelajaran hukum. Ada juga ketentuan-ketentuan yang
            dipandangnya tidak sesuai dengan tujuan undang-undang pokok,
            seperti ketentuan yang masih menyebut-nyebut hak tanah menurut
            hukum adat, sebab dengan demikian akan tetap berlangusng dualisme
            hukum dalam hukum tanah, padahal yang dikehendaki unifikasi.
                                                                              55
            Hasil kerja tim perumus disampaikan pada tanggal 1 Juni 1957 disertai
            dengan beberapa memori penjelasan. Hasil pekerjaan tim perumus
            tersebut disetujui oleh Panitia Agraria dan diajukan kepada Menteri
            Agraria dengan surat Ketua Panitia tanggal 6 Februari 1958 No. 1/
            PA/1958. Setelah mengalami beberapa perbaikan kemudian RUUPA
            oleh Menteri Soenarjo diajukan kepada Dewan Menteri pada tanggal
            14 Maret 1958 dan disetujui oleh Dewan Menteri dalam sidangnya

            yang ke-94 pada tanggal 1 April 1958. Kemudian diajukan ke Dewan
            Perwakilan Rakyat dengan Amanat Presiden tanggal 24 April 1958
            No. 1307/HK.  Pasca itu pula Panitia Agraria yang sudah bekerja lebih
                         56
            kurang 2 tahun kemudian dibubarkan lewat Keppres No. 97/1958.   57
                 Dalam laporannya, Majalah Agraria membuat penjelasan
            awal tentang isi dari Rancangan UUPA yang akan diajukan oleh
            Kementerian Agraria kepada publik pada pertengahan 1958. Dikutip
            dari majalah tersebut, sebagaimana undang-undang lainnya, Undang-
            undang Pokok Agraria yang rancangannya disajikan dalam majalah
            ini ditetapkan dalam bentuk suatu keputusan Presiden Republik
            Indonesia disertai sebuah memori-penjelasan resmi. Keputusan itu
            berisi dua bagian, yakni bagian pertimbangan (considerance) yang
            memuat ragam alasan yang mendorong dibuatnya undang-undang
            itu, sedang bagian lainnya merupakan penetapan (dictum) yang berisi
            undang-undangnya sendiri, dalam hal ini Undang-Undang Pokok

            Agraria. Resminya tiap Undang-Undang dimuat dalam Lembaran


                 55 “Ichtisar…Op.Cit., hlm. 81-84.
                 56 “Ichtisar…Op.Cit., hlm. 84.
                 57 Terkait tentang keberadaan Panitia Urusan Agraria setelah selesai melakukan tugasnya
            telah dibubarkan oleh Presiden Sukarno dengan Keppres No. 97 tahun 1958, tanggal 6 Mei 1958.
            Hal itu karena tugas dan tanggung jawabnya sudah dianggap selesai dan tidak diperlukan lagi,
            dan proses berikutnya adalah proses politik di parlemen yang menjadi wilayah Kementerian
            Agraria.


            48      Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64