Page 60 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 60
Negara RI, sementara penjelasan resminya dimuat terpisah dalam
Tambahan Lembaran Negara RI. Dalam Majalah ini kedua naskah itu
disajikan secara terjalin supaya pembaca mudah memahaminya. Lalu,
untuk membedakan yang satu dari yang lainnya Rancangan UU-nya
dicetak dengan huruf miring, sedangkan naskah penjelasannya dengan
huruf biasa.
58
Dalam tempo lebih kurang 13 bulan draft UUPA telah selesai
dikerjakan oleh panitia dan segera akan diajukan ke Dewan Perwakilan
Rakyat Indonesia. Pada tangga 24 April 1958, draft UU diajukan ke
DPR, namun karena “gonjang ganjing” politik, 5 Juli 1959 Presiden
mengeluarkan Dekrit menandai kembalinya UUD 1945. Maka draft
59
UUPA ditarik kembali dari DPR, sebab dalam draft tersebut masih
menggunakan rujukan UUDS/1950, selain tentu saja rancangan
rancangan ini masih mendapat beberapa masukan dari para pakar,
hingga akhirnya ditarik kembali. Masukan yang penting dalam
catatan sejarah perjalanan RUUPA adalah masukan dari Seksi Agraria
Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menurut Arizona, “UGM telah memberikan sumbangsih penting
bagi perkembangan hukum agraria nasional melalui Seksi Agraria
yang diketuai oleh Notonagoro yang dibantu oleh Iman Soetiknjo.
Keterlibatan lembaga ini bermula pada tahun 1958 ketika Kementerian
Agraria mengadakan Seminar Agraria di Tretes Jawa Timur. Seminar
tersebut diadakan atas saran dari Presiden Sukarno yang menghendaki
agar Rancangan UUPA yang telah dihasilkan oleh Panitia Negara
Urusan Agraria tahun 1958 mendapat masukan dari perguruan tinggi.
Menteri Agraria menyampaikan kepada Seksi Agraria UGM pada 4 Juli
1958 No. Unda 1/3/10 meminta Seksi Agraria UGM untuk menelaah
58 “Sekadar Uraian tentang Sistematik dari Rancangan Undang-undang Pokok Agraria”,
Madjalah Agraria, Tahun. 1 No. 3 Djuni 1958, hlm. 85-104.
59 RUUPA pertama kali diajukan oleh menteri Soernarjo ke Dewan Perwakilan Rakyat
sebelum Dekrit Presiden Sukarno, 9 Juli Soenarjo digantikan oleh Menteri Sadjarwo yang
kemudian melakukan beberapa perbaikan RUUPA sebelum kembali memasukan ke parlemen
pada 1 Agustus 1960. Sekalipun situasi politik nasional tidak begitu mendukung, dan sepanjang
1956-1959 telah terjadi tiga kali pergantian kabinet, kelembagaan agraria mulai mapan dan tidak
terpengaruh oleh situasi politik tersebut, hal itu karena struktur kelembagaannya sudah mulai
mapan sejak keluarnya Keppres No. 5/1955.
Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agrariia, 1948-1965 49