Page 63 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 63

Sebelum Keppres 190/1957 tentang pemindahan Jawatan
            Pendaftaran Tanah ke Kementerian Agraria, keluar Keputusan menteri
            Agraria No. Sk/35/Ka/1956 tentang Lapangan Pekerjaan dan Susunan
            Jawatan Agraria. Dengan keputusn menteri ini kemudian lahir kantor-
            kantor Jawatan Agraria baru di daerah povinsi, kabupaten dan kota di
            banyak daerah. Kemudian disusul Kepmen Agraria No. Sk/50/tahun
            1958 tentang Susunan Jawatan Pendaftaran Tanah. Tentang peralihan
            tugas dan wewenang kepada Kementerian Agraria di daerah-daerah
            dilakukan melalui: pertama, semua tugas dan wewenang agraria
            dialihkan dan dipusatkan kepada Kementerian Agraria. Dengan adanya
            ketentuan Pasal 4 UU No. 7 1958 maka diberikan kemungkinan untuk
            melaksanakan peralihan itu daerah demi daerah. Kemudian menurut

            keperluan dan dengan mengingat pertumbuhan kelengkapannya
            Menteri Agraria dapat menunjuk badan-badan penguasa (misalnya
            daerah-daerah otonom, jawatan dan lain sebagainya) dan pejabat-
            pejabat dari Kementerian Agraria untuk melakukan tugas-tugas dan
            wewenang tertentu.  66
                 Pasca lahirnya UUPA 1960, Kementerian Agraria semakin
            disibukkan dengan mengerjakan dan menyelesaikan persoalan-
            persoalan pertanahan. Kurang dari satu bulan setalah UUPA disahkan,
            Menteri Agraria sudah mengeluarkan Permenag No. 2 Tahun 1960
            tanggal 10 Oktober 1960 tentang Pelaksanaan UUPA. Di dalam
            Peraturan Menteri ini diatur secara detail beberapa persoalan tanah,
            diantaranya: Peraturan Pendaftaran tanah, Peraturan Konversi Hak-
            hak Barat, dan Hak Tanggungan. Tiga persoalan pokok inilah yang
            harus diurus oleh Menteri Agraria karena menyangkut hak-hak
            tanah di seluruh Indonesia. Pengaturan konversi yang begitu rumit

            membutuhkan peraturan yang detail, termasuk juga Hak Tanggungan
            yang dianggap penting bagi masyarakat. Pendaftaran tanah tidak bisa
            berjalan dengan semestinya jika persoalan subjek hak dan cara-cara
            merubahnya tidak segera diselesaikan, sebab di dalam UUPA hanya



                 66 “Peralihan Tugas dan Wewenang Agraria”, Madjalah Agraria, Tahun. 1 No. 4 Juli 1958,
            hlm. 130-131.


            52      Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68