Page 61 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 61

RUUPA ”Sebagai bahan obyektip dari sudut ilmu pengetahuan. Seksi
            kemudian diminta membuat perbaikan RUUPA dengan mengubah
            sistematika maupun rumusan serta mengurangi dan menambah
            ketentuan yang ada dalam RUUPA rancangan Soenarjo”.    60
                 Sumbangan atau masukan dari Seksi UGM cukup besar dalam
            hal mempengaruhi landasan filosofisnya sebagai dasar pembentukan
            UUPA, hal itu memang menjadi konsentrasi Notonagoro yang sangat
            menekankan bahwa Pancasila harus mampu menjelma ke dalam
            nafas UUPA. Namun demikian, sumbangannya tidak saja persoalan

            dasar falsafah, Seksi UGM juga memberikan banyak masukan dalam
            naskah yang dihasilkan oleh Panitia Agraria yang dipimpin Soewahyo
            Soemodilogo tersebut.  Atas berbagai masukan para pakar itulah,
                                   61
            RUUPA mengalami beberapa perubahan, termasuk juga harus
            menyesuaikan dengan UUD 1945 dan masukan-masukan lain hingga
            akhirnya muncul rancangan baru, rancangan Sadjarwo yang diajukan
            kepada DPR pada 1 Agustus 1960.
                                             62
                 Sejak diajukan untuk yang kedua kalinya, lebih kurang 1.5 bulan
            (tepatnya 14 September 1960), DPR sudah menyetujui keseluruhan
            isi dari draft UUPA, dan pada 24 September 1960 disahkan sebagai
            Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
            Pokok Agraria, dikenal dengan UUPA.  Pengesahan UU ini sangat
                                                   63
            besar pengaruhnya kepada persoalan tanah di Indonesia, karena
            pemberlakuan hukum agraria baru telah mencabut dan membatalkan



                 60 Selengkapnya tentang masukan-masukan Seksi Agraria UGM, lihat Yance Arizona,
            Op.Cit., hlm. 62-65. Lihat juga Ahmad Nashih Luthfi, Razif, M. Fauzi, Kronik Agraria Indonesia,
            Memperluas Imajinasi Lintas Zaman, Sektor dan Aktor, Yogyakarta: STPN Press, 2010, hlm 56-57.
                 61 Tentang masukan seksi UGM secara lengkap lihat Iman Soetiknjo, Politik Agraria
            Nasional, Hubungan Manusia dengan Tanah yang Berdaarkan Pancasila, Yogyakarta: Gama
            Press, 1983, hlm. 25-33.
                 62 Sadjarwo, “Pidato Menteri Agraria di Depan DPRGR, 12 September 1960 Mengenai RUU
            Pokok Agraria”. Sumber: Arsip Nasional RI. Lihat juga Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia,
            Sejarah Pembentukan UUPA, Isi dan Pelaksanaannya, Jilid I, Jakarta: Jambatan, 2008, hlm. 130.
                 63 Sayang kami gagal menemukan risalah-risalah dari sidang-sidang di DPR, yang
            seharusnya tersimpan di Arsip Nasional, namun tidak/belum kami temukan. Menurut Iman
            Soetiknjo, Maret 1958 Seksi UGM telah dimintai oleh DPR masukan dalam sidang-sidangnya,
            bahkan menurutnya, ia sendiri yang langsung mengantarkan 300 bundel berkas pembahasan
            tentang RUUP dan penjelasan yang dibutuhkan oleh DPR, lihat Iman Soetiknjo, Op.Cit., hlm. 26.


            50      Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66