Page 65 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 65

Permenag No. 2 Tahun 1960. Peraturan Pemerintah 10/1961 merupakan
            nyawa dari kerja-kerja lembaga agraria di bidang pendaftaran tanah
            di daerah. Untuk hal ini sedikit lebih mudah karena pada tahun 1958
            Menteri Agraria sudah mengeluarkan Keputusan Menteri Agraria No.
            Sk/50/Ka tahun 1958 tentang Susunan Jawatan Pendaftaran Tanah.
            Kehadiran PP 10/1961 sudah langsung bisa dikerjakan karena perangkat
            kelembagaannya sudah tersedia. Penting untuk dipahami, sekalipun
            Keppres No. 55/1955 sudah menyebut tentang pendaftaran tanah
            namun prakteknya tidak serta merta pendaftaran tanah bisa dilakukan
            oleh Kementerian Agraria, hal itu disebabkan karena jawatan
            pendaftaran tanah masih berada di bawah Departemen Kehakiman.
            Sejak dikeluarkannya Keppres No. 190/1957 barulah disatukan ke dalam

            Kementerian Agraria.
                 Menurut Boedi Harsono, jawatan pendaftaran tanah tidak mudah
            dilakukan oleh daerah karena sifatnya yang rumit dan harus dilakukan
            secara hati-hati. “Eigendomskadaster harus dilakukan secara teliti
            untuk mencapai kepastian hak atas tanah. Perlu diketahui dan dapat
            ditetapkan dengan teliti dan tepat batas-batas dan luas tanah yang
            bersangkuta. Untuk kepastian hukumnya perlu pula ada kepastian
            siapakah yang berhak atas tanah itu. Berhubungan dengan itu maka
            eigendomskadaster memerlukan keahlian dan peralatan yang jauh
            lebih sempurna, karena tujuannya adalah untuk kepastian hukum”.
                                                                              69
            Karena kerumitan dan dibutuhkan keahlian itu pula, pendaftaran
            tanah setelah terbit peraturan menteri tentang tata cara pendafataran
            tanah pada tahun 1959 belum bisa dilakukan secara luas, sebab
            dibutuhkan tenaga yang memadai untuk mengerjakannya.

                 Sebelum Peraturan Menteri Agraria No. 10 tahun 1958 TLN
            No. 1885 keluar, perdebatan tentang pendaftaran tanah ada pada
            eigendomskadaster dan fiscaalkadaster. Pendaftaran tanah masih
            dilihat semata dari tujuannya untuk menentukan cara dalam
            melakukannya. Kadaster fiskal yang sudah dilakukan bertujuan



                 69 Boedi Harsono, “Memperkenalkan Kementerian Agraria” (habis), Madjalah Agraria,
            Tahun. 1 No. 2 Mei, 1958, hlm. 42.


            54      Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70