Page 128 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 128

Permasalahan dan Kebijakan Agraria, Pertanahan, dan Tata Ruang di Indonesia     119


             Pada masa lalu, eksistensi negeri luruh sebab digantikan menjadi desa melalui UU No 5 Tahun
             1979. Pada masa sekarang keberadaan negeri diakui kembali melalui Peraturan Daerah Provinsi
             Maluku  No.  14  Tahun  2005,  Peraturan  Daerah  Kota  Ambon  No.  3  Tahun  2008  ,  Peraturan
             Daerah Kota Ambon No. 8 Tahun 2017, utamanya dalam pasal 1 [12] yang menyatakan bahwa
             negeri adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum adat. Pasca kerusuhan 1999-2002 Maluku
             disusul  dengan  pengakuan  eksistensi  negeri,  konsekuensi  yang  tidak  diantisipasi  adalah
             munculnya  tumpang  tindih klaim batas negeri. Hal ini diperunyam oleh banyaknya investasi

             yang membutuhkan banyak tanah.



                                                                                  Negeri

                                                                                  Kintal
                                                                                  Dusun

                                                                                  Kewang



                                     Gambar 1. Ilustrasi mengenai petuanan negeri

             Dati (Tanah Dusun)
                   Tanah  dati  atau  juga  disebut  dengan  tanah  dusun  adalah  tanah  yang  pada  mulanya
             diberikan  oleh  VOC  (abad  17)  kepada  kelompok-kelompok  keluarga  (marga/klan)  karena

             melaksanakan kewajiban tertentu, seperti kuarto, hongi-tochten, dan rodi (Bartels 2017). Tanah
             dati termasuk berdimensi privat didalam penguasaan klan atau keluarga. Tanah dati yang telah
             diperusah/per-usaha-kan maka statusnya naik menjadi tanah milik baik oleh keluarga dati yang
             terdiri dari kepala dati maupun anak-anak dati. Tanah dalam unit-unti dati ini terbentuk sesuai
             dengan  register  dati  (tahun  1814  untuk  Pulau  Ambon  dan  tahun  1823  untuk  Pulau  Lease).
             Keberadaan tanah  dati  diakui  sampai dengan  hari  ini  dan  tidak mengalami  perubahan  sejak

             penetapan  melalui  register  tersebut.  Dalam  perkembangannya  dati  bisa  bertambah  atau
             berkurang atau lenyap karena tidak ada keturunan garis laki-laki dari keluarga dati yang masih
             bertahan. Dati lenyap tersebut ditarik oleh negeri untuk ditentukan penguasannya. Perubahan
             dati ini sudah pernah terjadi pada masa lalu misalnya melalui Putusan Landraad Amboina No.
             71/1920  yang mana Pemerintah Negeri  Hatalai  Pulau  Ambon  membagi-bagikan  dusun-dusun

             dati  kepada  4  buah  dati.  Pemekaran  dati  juga  terjadi  tatkala  suatu  marga  memisahkan  diri
             sehingga memerlukan dati baru. Atau, suatu negeri membentuk dati baru karena kebutuhan
             ekonomi.
                   Tanah  dati  terdiri  dari  empat  kategori:  dati  raja,  pusaka  dati,  dati  lenyap,  dan  dati
             atiting/ahori.  (1)  Dati  raja  adalah  tanah  dati  yang  diberikan  kepada  raja sebagai  gaji  jabatan
             yang  dapat  dikuasai  selama  ia  menjabat.  Tanah  ini  berdimensi  publik  dan  hanya  raja  yang

             dapat menguasainya dan tidak dapat dilepaskan ke pihak lain. (2) Pusaka dati adalah tanah dati
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133