Page 136 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 136

KAJIAN PELAKSANAAN
                    PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP (PTSL) DI KOTA BANDUNG

                                    Rofiq Laksamana, Akur Nurasa, dan Dian Aries M



             Pendahuluan
             Tanah  merupakan  faktor  utama  pendukung  kehidupan  dan  kesejahteraan  bagi  masyarakat,
             sehingga konsep hak kepemilikan menentukan susunan kehidupan dalam suatu Negara. Fungsi
             tanah  tidak  hanya  terbatas  pada  sarana  produksi,  sosial,  politik,  budaya,  tetapi  juga

             menyangkut nilai dan bermakna religius.
                   Untuk  melindungi  hak  hak  kepemilikan  tanah  oleh  pemerintah  dilakukan  sistem
             pendaftaran tanah guna memberikan kepastian hukum, memberi perlindungan hukum kepada
             pemegang  hak  atas  tanah,  memberikan  informasi  kepada  pihak  yang  berkepentingan  serta
             terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.
                   Pendaftaran tanah di Indonesia  diupayakan sejak belakunya PP No 10 tahun 1961, namun

             pada kenyataannya  selama lebih dari 35  tahun belum  menghasilkan  pendaftaran  tanah  yang
             memuaskan,  sehingga  PP  tersebut  disempurnakan  dengan  PP  No.  24  Tahun  1997  tentang
             Pendaftaran Tanah.  Pada saat itu obyek pendaftaran tanah yang sudah didaftar diperkirakan
             sejumlah 16,3 juta bidang dari perkiraan total 55 juta bidang tanah di luar kehutanan, kemudian
             mengalami  peningkatan  menjadi  26,0  juta  bidang  pada  tahun  2002  selama  tujuh  tahun  dan

             terus naik menjadi 29,2 juta bidang pada tahun 2005 selama tiga tahun. Pada kenyataanya sejak
             berlaku PP No. 24 Tahun 1997 sampai dengan tahun 2016  belum maksimal dalam pelaksanaan
             pendaftaran  tanah,  dari  126  juta  bidang  tanah  baru  terdaftar  46  juta,  ini  berarti  ada  80  juta
             bidang tanah yang belum terdaftar.
                   Beragam  Program/Proyek  pendaftaran  tanah  telah  diupayakan  pemerintah  untuk
             percepatan  pendaftaran  tanah  tetap  dilakukan  pemerintah.  Disamping  pelaksanaan

             pendaftaran tanah sproradik yang terus berjalan. Percepatan pendaftaran tanah seperti Proyek
             Adminstrasi Pertanahan (PAP), Land Management and Policy Development Program (LMPDP)
             atau proyek Ajudikasi, Larasita dan Program Nasional Agraria (PRONA), belum juga mencapai
             target pendaftaran tanah yang diharapkan.
                   Pada  tahun  2017  Presiden  mencanangkan  untuk  memulai  program  PTSL  untuk

             mendaftarakan sebanyak 126 juta bidang tanah keseluruhan pada tahun 2025. Program tersebut
             dijabarkan dalam target bertahap mulai 5 juta bidang pada tahun 2017; pada tahun 2018 7 juta
             bidang;  pada  tahun  2019  ditargetkan  sebanyak  9  juta  bidang  dan  pada  2020  sampai  dengan
             tahun 2025 setiap tahunnya ditargetkan 10 juta bidang tanah.
                   Dalam  pelaksanaannya  Kementerian  ATR/BPN  menyempurnakan  berbagai  perangkat
             peraturan/dasar  hukum  tertulis,  yang  lengkap  dan  jelas,  sumberdaya  manusia  ditingkatkan,

             sarana  dan  prasarana  diperbanyak  kualitas  dan  kuantitasnya,  segi  pembiayaan  diperluas,
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141