Page 144 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 144

Permasalahan dan Kebijakan Agraria, Pertanahan, dan Tata Ruang di Indonesia     135


             d.  Keberadaan Material yang berupa peta dasar pendaftaran dan peta pendaftaran di seluruh
                wilayah  kerja  kantor  pertanahan  mutlak  diperlukan,  jika  tidak  memiliki  akan
                memperlambat pekerjaan.
             e.  Sumber pembiayaan samapai saat ini masih mengandalkan APBN, harusnya bisa dilakukan
                secara swadaya, APBD, CSR. Ini belum dilakukan secara maksimal dan belum ada terobosan.
             f.  Metode  untuk  percepatan  Pendaftaran  tanah  Sistematik  Lengkap  dengan  menggunakan
                pola  Partisipatif  harus  memperhatikan  kondisi  sosial  masyarakat  setempat  dan

                mendapatkan  dukungan  politik  maupun  anggaran  yang  memadai  untuk  wilayah/daerah
                setempat.

             Rekomendasi

             1.  Kegiatan Penyuluhan dan Pembentukan Kelompok Masyarakat sebaiknya dilakukan sebelum
                tahun pelaksanaan PTSL berlangsung, sehingga masyarakat dapat lebih siap.
             2.  Pencangan  pemasangan  tanda  batas  menjadi program  nasional dan  menjadi gerakan yang
                massif.  Serta  menjadi  kewajiban  bagi  masyarakat  untuk  menghadiri  dalam  proses
                pemasangan serta penetapan tanda batas baik bidang tanahnya maupun bidang tanah yang
                bersebelahan.

             3.  Jika  pelaksanaan  Pengukuran  Dan  Pemetaan  bidang  tanah  dilaksanakan  oleh  PIHAK  III
                (Perusahaan Swasta Berbadan Hukum) maka kontrol kualitas SDM pelaksana dan alat yang
                digunakan harus lebih ditingkatkan. Jangan Sampai apa yang disampaikan dalam proposal
                penawaran tidak sama dengan saat pelaksanaan pengukuran dan pemetaan.
             4.  Perlu merevisi komposisi panitia Adjudikasi Pendafataran Tanah Sistematik Lengkap, karena

                jumlah/volume  yang  besar  sedangkan  jumlah  SDM  Kantor  Pertanahan  terbatas  maka
                keterlibatan masyarakat dan aparat pemerintah desa dalam pemeriksaan tanah diperbesar.


             Referensi
             Deputi  Bidang  Informasi  Pertanahan  2003,  Land  Development  Policy  And  Development

                  Program,  Workshop  Persiapan  Pelaksanaan  LMPDP,  9–11  Desember  2003,  UGM,
                  Yogyakarta.
             Harsono, B  2005, Hukum  Agraria Indonesia, Penerbit  Dambatan,  Edisi  Revisi  2005  (Cetakan
                 kesepuluh), Jakarta.
             Simpson, R 1976, Land law and regristation, Cambride University Press, Cambride, London. UK.

             United  Nation,  1996,  Land  Administration  Guidelines,  With  Special  Reference  to  Countries  in
                 Transition, New York and Geneva.
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149