Page 84 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 84

Permasalahan dan Kebijakan Agraria, Pertanahan, dan Tata Ruang di Indonesia     75


             kepentingan  yang  terkait  dengan  pengadaan  tanah  ini  yang  kemudian  mendasarri  setiap
             tahapan proses pengadaan tanah yang diatur dalam peraturan perundang-undangan pengadaan
             tanah.  Namun,  dalam  kenyataannya,  pengaturan  yang  komprehensif  dan  seimbang  hanya
             ditujukan  pada  pengadaan  tanah  untuk  skala  besar  sementara  pengadaan  tanah  untuk  skala
             kecil belum menunjukkan adanya pengaturan yang mengarah pada pencapaian keseimbangan
             antara kepentingan pembangunan dengan kepentingan masyarakat dan masih jauh dari upaya
             pencapaian tujuan hukum yaitu kepastian, keadilan dan kemanfaatan.

                   Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 maupun Peraturan Menteri Agraria dan Tata
             Ruang/Kepala  Badan  Pertanahan  Nasional  Nomor  6  Tahun  2015  khususnya untuk  pengadaan
             tanah skala kecil secara tegas tidak diatur mengenai pelaksanaan konsinyasi akan tetapi dalam
             pelaksanaan di  lapangan  mekanisme  konsinyasi diperlukan.  Konsinyasi sangat penting untuk

             mengatasi  adanya  kemandekan  dalam  proses  karena  adanya  ketidak  sepakatan  kedua  belah
             pihak.

             f.   Problem Penyerahan Hasil
                   Dalam  aturan  tidak  dicantumkan  adanya  pelepasan  hak,  sehingga  dimungkinkannya
             pelepasan  yang  tidak  melalui  Kepala  Kantor,  hal  ini  akan  menimbulkan  persoalan.  Tentunya

             pelepasan selain Kepala Kantor dilakukan  di depan notaris,  yang  dalam hal ini perlu biaya
             untuk melaksanakan pelepasan di depan notaris. Padahal untuk beaya di kantor pertanahan 0%.
             Seperti  kasus  di  Ciamis,  pada  proyek  pengadaan  tanah  perluasan  gedung  DPRD  (th  2017),
             mereka beranggapan bahwa pelepasan di kantah untuk skala besar sedangkan untuk skala kecil
             cukup di notaris. Anggaran untuk pelepasan di notaris, ternyata tidak ada, hal ini tentu akan

             menjadi persoalan dikemudian hari. Memang ada peraturan yang mengatur pengadaan tanah
             skala kecil, namun untuk mengalihkan dari hak milik menjadi hak pakai tentunya memerlukan
             mekanisme pelepasan

             Rekomendasi
             1.  Ada  5  kabupaten/  kota  yang  mengantisipasi    problematika  pengadaan  tanah  skala  kecil

                dengan membuat peraturan bupati/kota, namun masing masing belum seragam. Sehingga
                pelaksanaan pengadaan tanah skala kecil berbeda satu dengan lain. Oleh karena itu perlu
                penyeragaman  peraturan  dan  bila  perlu  ditarik  lebih  tinggi  yaitu  dengan  peraturan
                gubernur. Atau,
             2.  Mengkaji ulang perpres 148 Tahun 2015 yang mengatur pengadaan tanah skala kecil, dimana

                berbagai problematika di atas mengisyaratkan bahwa aturan tersebut sulit untuk diterapkan
                pemerintah daerah yang memerlukan tanah. Atau,
             3.  Meniadakan pengecualian untuk pengadaan tanah skala kecil, sehingga tahapan yang dilalui
                sama dengan pengadaan tanah biasa.
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89