Page 93 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 93

84    Himpunan Policy Brief


             dilanjutkan  dengan  kegiatan  pendaftaran  haknya  oleh  Ketua  Panitia  Ajudikasi  berdasarkan
             pelimpahan kewenangan sebagaimana Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bangli
             No.  57/Kep.51.06/V/17.  Dalam  PTSL  ini,  Ketua  Panitia  Ajudikasi:  1)  mengutamakan  target
             sertipikat; 2)  menerbitkan  sertipikat  berdasar  penguasaannya; dan  3) tidak  ada keseragaman
             penulisan subyek hak dalam buku tanah dan sertipikat. Pertama, untuk menuju desa lengkap
             seyogyanya dilakukan pengukuran terhadap semua bidang-bidang tanah dalam satu desa yang
             telah  ditetapkan  sebagai  lokasi  PTSL,  agar  diperoleh  informasi  pertanahan  yang  lengkap

             (kategori:  K1,  K2,  K3  dan  K4).  Namun  data  menunjukkan  sasaran  utama  PTSL  hanya  K1,
             mengutamakan  bidang-bidang  tanah  yang  dapat  diterbitkan  sertipikat.  Sejak  awal  kegiatan,
             yaitu  tahapan  penetapan  lokasi  PTSL  pada 34 desa dengan  target 3525 bidang,  dapat diduga
             bahwa peserta PTSL akan dipilih dan cenderung sporadis yaitu menyebar dan terbagi secara

             tidak merata pada masing-masing desa (34 desa). Berdasarkan dokumen laporan salah satu tim,
             terdapat  886  bidang  tanah  sebagai  peserta  PTSL  lokasinya  menyebar  pada  12  desa.  Peserta
             terbanyak terdapat di Desa Awan (275 bidang) dan paling sedikit di Desa Sekaan (3 bidang).
             Dari  886  bidang  tanah  tersebut,  hampir  semuanya  (883  bidang)  merupakan  kategori  K1,
             sedangkan sisanya kategori K2 (2 bidang), kategori K3 (1 bidang) dan K4 tidak ada.
                   Kedua,  penerbitan  sertipikat  berdasar  penguasaan  tanah.  Dalam  ketatalaksanaan

             pembukuan hak, terhadap satu obyek, subyek dan jenis hak yang sama seharusnya dibukukan
             dalam satu buku tanah dan diberi satu nomor hak.




























                            Gambar 1: Contoh Surat Ukur di Desa Pakraman Belancan, Bangli


                   Hasil penelitian (lihat Gambar 1. Surat Ukur) menunjukan bahwa bidang-bidang tanah
             (pekarangan desa) dalam satu desa yang merupakan satu hamparan, dimiliki oleh satu pemilik
             (subyeknya sama, yaitu Desa Pakraman Belancan) dan status tanahnya sama yaitu Hak Milik,
             namun  penerbitan  sertipikatnya dipecah  berdasarkan  bidang-bidang  penguasaan  oleh  krama
             masing-masing.
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98