Page 289 - Berangkat Dari Agraria
P. 289

266  Berangkat dari Agraria:
                  Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
             yang  sudah berlangsung berpuluh  tahun,  tempat berproduksinya
             warga  dan  berkembangnya  budaya  masyarakat  bisa  diselesaikan
             dengan penataan batas kawasan hutan. Sehingga jelas, mana yang
             bisa dimiliki warga dan mana yang tidak.

                 Kelima,  dapat  berkembanganya pusat-pusat produktivitas
             ekonomi baru di areal kawasan hutan yang selama ini tersandera
             karena penguasan kawasan hutan yang monopolistik di Jawa oleh
             Perhutani.  Berkembangnya pusat produksi pertanian pangan,
             peternakan, perikanan, perkebunan, dan berbagai inovasi masyarakat
             dan dunia usaha pro-ekonomi rakyat kini menjadi terbuka luas.

                 Keenam, pemulihan kerusakan ekologi di kawasan hutan Jawa
             bisa dilakukan secara  lebih terencana dan terintegrasi.  Kerusakan
             hutan yang menyebabkan banjir dan longsor dapat dicegah dengan
             pelibatan sebanyak mungkin pihak untuk mengusahakan tanah dan
             kawasan hutan melalui KHDPK  yang  terintergasi  dengan  fungsi
             pelestarian lingkungan.

                 Ketujuh, mewujudkan keadilan agraria di pedesaan Jawa setelah
             puluhan tahun mengalami ketidakadilan kronis dalam pemilikan dan
             penguasaan tanah dan kawasan hutan. Kepmen ini, memungkinkan
             penataan kawasan hutan dengan menimbang kebutuhan eksisting
             di  lapangan  sehingga  pengakuan  atas  desa-desa,  fasilitas  sosial,
             fasilitas umum, dan pemukiman warga.


             Tantangan ke depan
                 Kepmen LHK  No.  SK 287  Tahun 2022 ini lahir bukan  tanpa
             kritik. Kalangan  gerakan  sosial  yang mendorong  transformasi
             pengelolaan  tanah  dan hutan  di  Jawa mengkritik Kepmen ini
             tidak  mengakomodasi  agenda  reforma agraria di dalam  kawasan
             hutan Jawa. Selama ini,  penguasaan hutan  di  Jawa  telah menjadi
             faktor penyebab utama  ketimpangan penguasaan  tanah  yang
             parah sehingga memicu kemiskinan struktural yang berkelanjutan.
             Kepmen  ini  tidak  secara terang  memasukan tujuan  dan  kegiatan
             reforma agraria di dalamnya.
   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294