Page 285 - Berangkat Dari Agraria
P. 285

262  Berangkat dari Agraria:
                  Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
             jagung,  kedelai,  padi hutan,  buah-buahan,  ataupun kopi  dengan
             pola  agroforestry. Bisa juga  dikembangkan  usaha bersama  di
             bidang peternakan (sylvopasture). Atau jika lahan terletak di hutan
             mangrove bisa usaha perikanan (sylvofishery).

                 Presiden menitipkan lahan yang sudah kita berikan SK-nya untuk
             betul-betul dipakai kegiatan produktif, jangan dipindahtangankan
             ke orang lain. Pemerintah tak segan mencabut kembali SK yang telah
             diberikan,  jika  lahan tersebut tidak  digunakan  secara  produktif.
             Selama ini,  tiga juta ha lahan  yang  SK-nya  dicabut kembali  oleh
             pemerintah karena ditelantarkan.

                 Pola  kerja  sama  yang dikembangkan dalam  reforma agraria
             dan perhutanan  sosial  pada  prinsipnya  harus  adil,  setara  dan
             berkelanjutan. Warga harus menjadi subyek yang memiliki kapasitas
             dan  peran  yang  esensial  dalam  penataan  produksi di atas  tanah
             tersebut.  Warga  bukanlah obyek  yang  bisa digiring  untuk  tujuan
             mobilisasi  produksi.  Karenanya,  warga hendaknya berorganisasi,
             terpimpin dan solid.


             Pendampingan warga
                 Pendampingan  kepada warga,  integrasi dan  kolaborasi antar
             K/L terkait, juga dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
             menjadi  bagian  yang  perlu diperkuat.  Tujuannya agar  program
             perhutanan sosial  tidak  berhenti  hanya sampai  aspek  pembagian
             lahan,  melainkan  manfaatnya  harus  benar-benar  secara  nyata
             dirasakan masyarakat, yaitu kesejahteraan.
                 Menteri LHK menyebutkan capaian perhutanan sosial sampai
             Januari 2022  sebanyak 7.479  unit SK,  seluas 4.901  juta ha lebih,
             melibatkan sebanyak 1,049 juta KK. Khusus untuk hutan adat yang
             merupakan bagian dari perhutanan sosial, saat ini telah ditetapkan
             sebanyak 75.783 ha dengan jumlah SK sebanyak 89 unit melibatkan
             44.853  KK,  serta  wilayah indikatif hutan  adat  seluas 1.091.109 ha.
             Dari  capaian  tersebut,  sampai saat  ini  telah  diserahkan sebanyak
             6.755 unit SK, seluas 4.431.752,52 ha melibatkan 930.802 KK.
   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289   290