Page 182 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 182
Masalah Agraria di Indonesia
dari orang-orang di sekeliling rawa-rawa itu. Sedang di
distrik Tayu, sawah rawa-rawa semacam itu menjadi tanah
desa.
16.Di Kudus, tanah yasan sesungguhnya sama dengan tanah
komunal dengan bagian yang tetap. Bedanya hanya ada
pada penjualan atau pemindahan hak. Pekarangan (milik
yasan) biasanya lebih luas, sedang tanah sawah milik yasan
biasanya lebih kecil.
17.Di Tuban, ada tanah pusaka di samping tanah komunal
dengan pembagian berkala. Pada tahun 1898, bupati Tuban
mengubah tanah komunal dengan pembagian berkala tiap-
tiap tahunnya menjadi pembagian tiap-tiap 5 tahun. Mak-
sudnya untuk memberi kesempatan bagi petani memper-
baiki tanahnya, sebab dengan pembagian tiap-tiap tahun,
usaha perbaikan tanah tidak dapat dijalankan.
18.Di Bojonegoro tanah komunal pernah ditanami tanaman
keras. Kecuali kalau tanah komunal tersebut telah berubah
menjadi milik yasan atas persetujuan desa.
19.Di Blora, sawah-sawah yang mendapat pengairan kadang-
kadang menjadi milik yasan.
20.Di Banyumas, hanya ada tanah komunal dengan bagian
tetap.
21.Di Purwokerto terdapat tanah milik yasan di samping tanah
komunal.
22.Di Purbalingga hanya ada tanah komunal dengan bagian
tetap dan tanah yasan yang turun-temurun.
23.Di Banjarnegara umumnya hanya terdapat tanah komunal
dengan bagian tetap. Tanah pekarangan menjadi hak milik
perseorangan. Terkadang orang mengubah sawahnya men-
jadi pekarangan dengan maksud untuk mendapatkan hak
161