Page 183 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 183
Mochammad Tauchid
yang lebih leluasa untuk mengusahakannya.
24.Di Cilacap semua tanah pertanian tanah milik perseorangan
atau komunal dengan bagian tetap.
25.Di Magelang terdapat “tanah (sawah) sanggeman”, resmi-
nya disebut tanah komunal dengan bagian tetap, namun
dalam praktiknya tak ada bedanya dengan tanah yasan. Se-
muanya dianggap sebagai hak milik yasan, yang dikerjakan
secara maro.
26.Di Temanggung dan Purwokerto, tanah milik perseorangan
hanya terdapat untuk pekarangan dan sementara sawah
serta tegalan di desa-desa daerah pegunungan. Umumnya
tanah di situ adalah hak komunal dengan andilan, akan tetapi
praktiknya hampir menyerupai tanah hak milik perseo-
rangan. Hanya saja kalau akan digunakan untuk kepentingan
jalan kereta api dan air pipa (waterleiding), maka berlaku
sebagai tanah komunal dengan ganti kerugian dibagikan
kepada semua pemilik.
27.Tanah komunal dengan sistem pembagian berganti sudah
tidak terdapat lagi di Kebumen, dan tanah yang dimiliki
sangat kecil.
28.Di Magetan, penduduk di sini lebih suka tanah pekarangan
dari tanah sawah yang bertukar-tukar. Di beberapa desa,
tanah komunal diubah menjadi tanah hak milik perseo-
rangan atau komunal dengan andilan tetap. Ada juga dengan
agraris eigendom. Pada waktu itu tidak mengingat besar-
nya bagian tanah tiap-tiap warga desa. Karena itu, ada bebe-
rapa orang yang mempunyai tanah lebih luas antara (4-7
tanah bau) di samping orang-orang yang sangat kecil bagian
tanahnya. Kemudian timbul beberapa permintaan untuk
meminta tambahan tanah dari orang-orang yang sawahnya
162