Page 185 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 185

Mochammad Tauchid

              sedangkan di Bawean hanya terdapat hak milik perseo-
              rangan.
            37.Di Lamongan terdapat dua macam hak; komunal dan per-
              seorangan.
            38.Di Bangil, tanah yang dibuka menjadi tanah desa dan
              dibagikan kepada penduduk dengan hak komunal andilan
              tetap, selama penduduk yang mendapat bagian menja-
              lankan semua kewajiban desa. Kalau terjadi lowongan yang
              mengerjakan (ontstentenis van occupant), maka tanah itu
              kembali ke desa dan desa berhak mengatur pemakaiannya.
              Di onderdistrik Wonorejo dan Rembang (Bangil) semua
              sawah dan tegal menjadi hak perseorangan dan komunal
              dengan pembagian berkala.
            39.Di Malang, hak memakai turun temurun tetap dengan an-
              dilan. Kalau pemiliknya meninggal dengan tidak mening-
              galkan pewaris yang berhak (hak ini ditentukan oleh desa
              menurut adat di desa), maka tanah itu kembali kepada desa.
            40.Di Probolinggo semua tanah dengan hak milik bengkok
              perseorangan.
            41.Di Kraksaan, selain tanah bengkok, semua menggunakan
              hak milik perseorangan. Berhubung dengan bertambahnya
              penduduk, maka untuk perluasan pekarangan terpaksa
              mengambil tanah komunal. Menurut peraturan daerah itu
              tidak diperkenankan untuk mendirikan desa baru dengan
              mengurangi tanah pertanian kalau tidak diajukan oleh 10
              orang yang kuat bekerja (werkbare mannen). Karena inilah
              maka di situ banyak pemilik tanah sawah yang tidak mem-
              punyai pekarangan, dan rumahnya menumpang kepada
              orang lain.
            42.Di Lumajang tanah pertanian sudah sejak lama menjadi

            164
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190