Page 186 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 186
Masalah Agraria di Indonesia
tanah hak milik perseorangan.
43.Di Besuki, di seluruh karesidenan terdapat tanah dengan
hak milik perseorangan.
44.Di Jember, orang di satu desa yang tanahnya sempit dapat
pindah ke desa lainnya untuk mendapatkan (membuka)
tanah untuk dijadikan sawah, tegal dan pekarangan dengan
hak milik perseorangan untuk dirinya dan untuk anak tu-
runannya.
45.Di Madura, semua tanah di sana dengan hak milik perse-
orangan.
46.Di Imogiri-Yogyakarta tempat makam raja-raja Surakarta
dan Yogyakarta, terdapat “tanah norowito”, yaitu tanah
(sawah) yang hasilnya dipergunakan untuk keperluan
umum. Penjaga makam Imogiri dan juga Kotagede (Yog-
yakarta), mendapat tanah lungguh untuk dirinya sendiri.
Di sana terdapat tanah norowito beberapa jung (1 jung = 8
bau), yang hasilnya disediakan untuk keperluan tamu-tamu
yang datang berziarah ke situ. Selain itu juga digunakan
untuk memperbaiki mesjid dan kuburan, menggaji pegawai-
pegawai mesjid dan keperluan lain-lainnya yang sifatnya
tidak untuk keperluan perseorangan.
Tanah ini dikerjakan dengan tenaga penduduk sebagai
kewajiban bekerja, atau digarap penduduk secara maro.
Untuk tanah yang baik juga diberikan dengan pembayaran
yang sama. Tanah lungguh juru kunci biasanya disebut
narawitan.
47.Di daerah Bali, semua tanah pertanian dengan hak yasan
(milik perseorangan). Di Bali Timur terdapat tanah peka-
rangan dengan hak komunal, tetapi dapat ditanami tanaman
keras. Penduduk berhak atas tanaman keras di atas
165